Makalah Pengertian Bimbingan Konseling
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pengantar Bimbingan dan Konseling”
Dosen Pengampu:
Dra. Ragwan Albaar, M.Fil.I.
Oleh:
Jajang Supriatna (B53214019)
Syarif Hidayatulloh (B53214039)
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI BIMBINGAN
DAN KONSELING ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi
Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan upaya selain dari Nya. Semoga kita
selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam mengarungi kehidupan ini.
Salawat dan salam selalu dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang
mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada.
Alhamdulillah dengan izin dan
kehendak dari-Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini
kami beri judul “Pengertian Bimbingan dan Konseling”. Dalam
makalah dijelaskan tentang Pengertian Bimbingan dan Konseling, Hubungan
Bimbingan dan Konseling.
Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan gambaran tentang materi yang
harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah
ini.
Terakhir, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalh ini, agar
makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.
Surabaya, September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
D.
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. Pengertian Bimbingan.........................................................................................
B. Pengertian Konseling...........................................................................................
C.
Hubungan antara Bimbingan dan
Konseling.........................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Setiap insan yang lahir ke dunia
memerlukan pengembangan untuk menjadikan manusia seutuhnya sebagaimana
dikehendaki. Pengembangan tersebut pada dasarnya adalah upaya memuliakan
kemanusiaan yang telah terlahir itu.
Upaya pengembangan manusia tidak lain
adalah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara
individu dalam segenap dimensi kemanusiaanya, agar ia menjadi manusia yang seimbang
antara kehidupan individual dan sosialnya, kehidupan jasmaniah dan rohaniyah
serta kehidupan dunia dan akhirat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan, maka dapat dirancang rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian
Bimbingan?
2. Apa pengertian
Konseling?
3. Bagaimana hubungan
antara bimbingan dan konseling ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Menjelaskan
pengertian Bimbingan
2.
Menjelaskan
pengertian Konseling.
3.
Menguraikan hubungan Bimbingan dan Konseling.
D.
Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah pokok permasalahan,
maka penulis menyusun makalah ini dengan sistematika sebagai berikut:
Untuk bab pertama penulis akan
menyajikan Pendahuluanyang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan
Penulisan.
Untuk Bab Kedua Penulis akan
menyajikan pembahasan yang meliputi: Pengertian bimbingan, Pengertian Konseling
dan Hubungan antara Bimbingan dan Konseling.
Untuk bab Tiga meliputi Kesimpulan
dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bimbingan
1
Arti Bimbingan secara luas
Istilah “Bimbingan” yang merupakan
terjemahan "dari istilah “guidance”
dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, kata guidance dikaitkan
dengan kata asalnya “guide” yang diartikan sebagai; [1]
a. Showing the way yang artinya “menunjukan jalan”
b.
Leading yang
artinya “memimpin”
c.
Conducting yang
artinya “menuntun”
d.
Giving intruction
yang artinya ”memberi petunjuk”
e.
Regulating yang artinya
“mengatur”
f.
Governing yang
artinya”mengarahkan”
g. Giving advice yang artinya “memberi nasihat”.
Dalam referensi lain yang di
kemukakan beberapa para ahli indonesia bahwasannya Bimbingan adalah;
a. Achmad Badawi (1973), “Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh
pembimbing terhadap individu yang mengalamu problem, agar si terbimbing
mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalahnya sampai mencapai kebahagiaan
hidupnya secara individu maupun sosial.2
b.
Rochman Natawijaja
(1972) , “bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara terus menerus,supaya individu ersebut dapat memahami dirinya
dan sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan
dan keadaan lingkungan sekitarnya”.3
c. Prayitno dan Erman Amti, “Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, dengan
tujuan dapat mengembangkan kemampuan orang yang dibimbingnya dan memiliki
kemandirian”.4
Sedangkan para ahli
luar indonesia berpendapat bahwasannya Bimbingan itu;
a.
Arthur J.Jones,
Bufford Stefflre, (1970), “ Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh
seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan
permasalahan”.5
b. Frank parson (1951),”Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu untuk memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan, serta
mendapapat kemajuan dalam jabatan yang di pilihnya.6
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan
di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan bimbingan merupakan proses
layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan, rencana,
dan interpretasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik. Dengan kata
lain, bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi
pribadi setiap individu.
Dari uraian diatas, dapatlah dapatlah
dipertegas bahwasannya Bimbingan memiliki arti yang bermacam-macam, yaitu;
a.
Bimbingan memiliki
arti sebuah “proses” yang berkesinambungan dan bukan suatu hal yang kebetulan.
Artinya bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang didalamnya
terdapat;
§
Sifat kesengajaan
§
Terprogram atau
terencana
§
Sistematis
§
Kontinyu atau
berkesinambungan
b.
Bimbingan memiliki
arti sebuah proses “Membantu”. Membantu dalam hal ini berarti ikut berperan
aktif dalam mengembangkan diri, mencari, menemukan dan mengatasi masalah bagi
orang dibantu. Dalam hal ini harus ada;7[2]
§
Kemauan dari
masing-masing pihak
§
Sukarela
§
Kerjasama dan
saling mengisi informasi
§
Bersifat demokrasi
c.
Bantuan yang
diberikan bukanlah berbentuk materi, namun berupa;
§
Pemberian informasi
§
Berperan sebagi
fasilitator
§
Penyadaran,
§
Menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi
pengembangan klien
§
Program kegiatan
§
Penugasan
d.
Bantuan diberikan
agar individu dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi
yang mereka miliki. Dengan kata lain individu mampu;
§
Mengenal dirinya,
§
Menerima dirinya
dengan apa adanya,
§
Mengambil keputusan
yang terbaik untuk dirinya,
§
Mengarahkan dirinya
sesuai dengan keputusan yang diambil,
§
Mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Arti Bimbingan
dalam Lingkup Sekolah
Bimbingan dalam lingkup pendidikan sekolah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai “ditunjukan kepada siapa saja.” Dalam konteks ini sasaran bimbingan
adalah murid, murid yang didik dalam sekolah oleh orang-orang dewasa yang
relatif matang, dengan harapan murid sendiri dapat berkembang maksimal mencapai
dewasa dan matang sehingga dia lebih berdaya guna bagi dirinya dan lingkungan
sekitar.8
Menurut William A. Yeager menyatakan bahwasannya bimbingan adalah layanan
pendidikan yang mengandung berbagai perwujudan dan diselenggarakan untuk
membantu murid kearah perkembangan diri dan pertumbuhan individual.
Sedangkan menurut Dept. P dan K, Badan Pengembangan Pendidikan (1974),
memberikan rumusan bahwasannya Bimbingan di sekolah adalah proses pemberian
bantuan kepada murid, dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan
makhluk sosial serta memperhatikan perbedaan antar individu, agar murid dapat
berkembang dan menolong dirinya serta memecahkan masalah-masalahnya.
Menurut Dept. P dan K, Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (1976),
menytebutkan bahwa :
“ Bimbingan adalah proses pendidikan di sekolah adalah proses memberikan
bantuan kepada siswa dengan tujuan siswa memiliki pemahaman yang benar akan
diri pribadinya dan dunia sekitarnya, mengambil keputusan untuk melaju secara
optimal dan dapat menolong dirinya dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah demi memajukan mentalnya”.
Dari uraian diatas dapat disusun beberapa konsep penting sehubungan dengan
bimbingan. Konsep penting khusus bagi pengertian bimbingan lingkup sekolah
adalah :
a)
Bimbingan dalam
pelaksanaanya merupakan suatu proses. Hal ini menunjukan bahwasannya bimbingan
dilakukan dengan rentang waktu yang relatif panjang.
b)
Bimbingan
mengandung arti Bantuan atau Pelayanan. Ini mengandung arti
bahwasannya bimbingan terlaksana dengan kesukarelaan pembimbing dalam memberi
bantuan dan pelayanan kepada siswanya.
c)
Bantuan
diperuntukan bagi semua individu. Semua murid yang berada dalam kondisi
tertentu yang memerlukan bantuan tetapi mereka memiliki kemungkinan untuk
bangkit atau lebih maju setelah mendapatkan pelayanan.
d)
Bimbingan memiliki
tujuan “jangka pendek” dan “jangka panjang”.
Dalam Konteks bimbingan,khususnya bimbingan dalam lingkup
sekolah, dengan sendirinya telah memiliki penyeluhan didalamnya.ini didasari
oleh pandangan bahwa penyeluhan merupakan bagian integral dari bimbingan.
Tercpainya tujuan bimbingan menurut
pendapat beberapa ahli, bahwasannya harus ada suatu kerjasama yang harmonis
antara anak, pembimbing, guru, orangtua, murid, dan staf sekolah yang lainnya,
sehingga kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan harapan yang diinginkan.9[3]
B.
PENGERTIAN KONSELING
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau
layanan di dalam bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa
karena sifatnya yang lentur atau fleksibel dan konfrehensif. Konseling juga
dapat memberikan perubahan yang mendasar yang mengubah sikap, yang mana sikap
ini mendasari aspek perbuatan, pemikiran, pandangan, perasaan dan lain lain.10
Menurut shertzer dan stone (1980) konseling adalah upaya
membantu individu dengan melalui proses interaksi yang bersifat individu antara
konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, serta
mampu mengambil keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang
diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya.11
Menurut prayitno dan Erman Amti adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan dengan melalui wawancara antara konselor dan klien yang
memiliki masalah dengan bermaksud mengatasi masalah yang dihadapi klien.12[4]
Dalam hal ini, H koestur partowisastro mengemukakan
definisi konseling dalam dua hal pengertian yaitu;13
1.
Dalam arti luas
Konseling adalah segala ikhtiar
pengaruh psikologis terhadap sesama manusia.
2.
Dalam arti sempit
Konseling merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan manusia
lain, dengan maksud agar dengan berbagai cara fsikologis kita dapat
mempengaruhi beberapa facet kepribadiannya sedemikian rupa sehingga dapat di
peroleh suatu efek tertentu.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas
dapat di tarik kesimpulan bahwa konseling adalah bantuan yang di berikan kepada
iondividu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan
cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai
kesejahteraan hidupnya.14
W.S. Wingkel membedakan konseling dalam dua aspek, yaitu
aspek proses dan aspek bentuk khusus dari pelayuanan bimbingan.
Aspek proses menitikberatkan pada perubahan-perubahan yang
dialami oleh anak selama hubungan penyeluhan itu berlangsung. Berlangsungnya
hubungan konseling untuk mencapai perubahan pada diri anak dapat berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Sedangkan aspek bentuk khusus jenis pelayanan dititikberatkan pada
pertemuan antara konselor dengan anak sehingga konselor dapat mewawancarai anak
tersebut.
Dibawah ini terdapat ciri ciri dan prinsip-prinsip
konseling, yang mana menurut pietrofesa ciri ciri konseling itu adalah;15
1.
Konseling merupakan
suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah
terlatih dalam bidangnya.
2.
Dalam hubungan yang
bersifat profesional itu klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan,
penyelesaian masalah, serta tingkah laku atau sikap-sikap baru.
3.
Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien
dan konselor.
Sedangkan menurut
leona E taylor prinsip prinsip konseling terlahir dari lima karakteristik.
Yaitu;16
1.
Konseling tidak
sama dengan pemberian nasihat, sebab didalam pemberian nasihat proses berfikir
ada dan diberikan oleh penasihat, sedangkan dalam konseling proses berfikir dan
penyelesaian masalah di temukan oleh klien sendiri.
2.
Konseling
mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan
dengan pola-pola hidup.
3.
Konseling lebih
menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.
4.
Konseling lebih
berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual,
5.
Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.
Latar belakang konseling digunakan sebagai bentuk
penanganan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan fsikologis, dimulai dari sejak tahun 1986 yang di pelopori oleh Lightner Witmer dengan
mendirikan sebuah klinik Psychological clinik di University of
pennsylvania.
Kemudian disusul oleh jese B Davis yang merupakan orang pertama
yang memulai kegiatan sebagai pendidik dan konselor karier di central high
school, detroit. Perkembangan konseling juga dibantu oleh Eli Weaver dengan
menerbitkan sebuah pamplet yang berjudul Choosing a carrer pada tahun 1908.17[5]
Itulah sedikit definisi bimbingan konseling yang diambil
penulis dari beberapa referensi yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling
serta proses dalam hal tersebut.
C.
Hubungan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa
manusia didalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih
berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul,
demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat
maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan
pihak lain,tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan
bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan
dan konseling di butuhkan.
Diatas telah dijelaskan pengertian
bimbingan dan konseling, yang sepintas terdapat kesamaan dan perbedaannya. Akan
tetapi, sesungguhnya bimbingan dan konseling merupakan dua kegiatan kerja yang
saling melengkapi. Menurut Prof. Bimo Walgito, para ahli sepakat secara bulat,
baik tentang kesamaan antara bimbingan dan konseling serta perbedaanya, maupun saling melengkapinya antara kegiatan bimbingan dan
konseling.
Jones, seperti yang di rujuk oleh
Bimo Walgito, memandang Konseling sebagai salah satu teknik dan
bimbingan. Dengan pandangan ini, pengertian bimbingan lebih luas dibandingkan
dengan konseling. Akan tetapi, ahli lain seperti yang dikemukakan oleh blum dan
balinky, berpandangan bahwa kedua pengertian istilah tersebut identik atau sama
saja; artinya tidak ada perbedaan yang fundamental antara guidance dan cuonseling.
Menurutnya, pengertian bimbingan adalah pengertian yang telah usang.18
Pandangan yang lain ialah bahwa guidance dan counseling
merupaka kegiatan yang integral, dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Oleh
karena itu, perkataan guidance selalu di rangkaikan dengan kata counseling
sebagai kata majemuk. Counseling merupakan salah satu jenis tehnik
pelayanan bimbingan diantara pelayanan-pelayanan yang lainnya, dan sering
dikatakan sebagai inti dari keseluruhan pelayanan dan bimbingan.
Arthur J Jones memandang konseling sebagai salah satu
teknik dari bimbingan sehingga dengan pandangan ini, maka pengertian bimbingan
lebih luas bila dibandingkan dengan konseling, konseling merupakan bagian dari
bimbingan.
Dengan memperhatikan uraian-uraian diatas, jelaslah
bahwa counseling merupakan salah satu tehnik pelayanan dan bimbingan
secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (fsce
to fsce relationship). Guidance dan counseling mempunyai
hubungan yang sangat erat, perbedaannya terletak di dalam tingkatannya.19[6]
Menurut Bimio Walgito apabila di teliti antara
pengertian bimbingan dan pengetian konseling, kita akan mendapati kesamaan
disamping adanya sifat sifat yang khas yang ada pada kegiatan konseling. Hal
ini dapat dikemukakan sebagai berikut:20
1.
Konseling merupakan salah satu
metode dari bimbingan, sehingga pengertian bimbingan lebih luas daripada
pengertian konseling. Oleh karena itu, konseling merupakan guidance,
tetapi tidak semua bentuk guidance merupaka kegiatan konseling.
2.
Dalam konseling sudah terdapat
masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi oleh klien, sedangkan pada
pembimbing tidak demikian bimbingan lebih bersifat preventif atau pencegahan,
sedangkan konseling lebih bersifat kuratif atau korektif. Bimbingan dapat
diberikan sekalipun tidak ada masalah. Hal ini tidak berarti bahwa pada bimbingan
sama sekali tidak didapati segi kuratif, dan sabaliknya pada konseling tidak
ada segi yang prefentiv. Dalam konseling juga didapati segi preventif, menjaga
atau mencegah jangan sampai timbul masalah yang lebih berat.
3.
Konseling pada dasarnya dilakukan
secara individual, yaitu antara konselor dengan klien secara face to face.
Pada bimbingan tidak demikian halnya, bimbingan pada umumnya dijalankan secara
kelompok. Misalnya bimbingan bagaimana cara belajar yang efesien dapat
diberikan kepada seluruh kelas pada suatu waktu tertentu secara bersama-sama.
Sedangkan menurut jainab aqib dengan mengambil kesimpulan dari
pengertian bimbingan dan konseling mengemukakan bahwa terdapat beberapa ahli
yang berpendapat tentang hubungan bimbingan dan konseling, diantaranya sebagai
berikut.21
1.
Bimbingan sama dengan konseling
artinya tidak ada perbedaan yang fundamental antara keduanya.
2.
Bimbingan dan konseling berbeda baik
dasar maupun kerjanya.
3.
Bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan yang integral, artinya keduanya tidak dapat dipisahkan. Konseling
merupakan salah satu teknik dari layanan bimbingan yang tak terpisahkan di
samping layanan-layanan bimbingan yang lain.
4.
Konseling sebagi jantungnya dari
program bimbingan.
5.
Konseling adalah kunci penting dari
bimbingan.
Sekalipun menunjukan adanya kesamaan dan juga perbedaan diantara kedua
pengertian tersebut, penulis tidak bermaksud untuk memisahkan kedua pengertian
itu satu dengan yang lain. Dalam praktiknya, kedua pengertian tersebut saling berkaitan
dan saling mengisi antara satu dengan yang lainnya. Bimbingan menyangkut
konseling dan sebaliknya konseling juga menyangkut bimbingan.
21 Zainab Aqil, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Hal
31-32
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan konseling adalah upaya membantu
individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan klien
agar klien mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseling merasa
bahagia dan efektif perilakunya.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan dari
seorang pembimbing kepada yang terbimbing dengan tujuan orang yang terbimbing
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya atau dapat keluar dari masalah
menuju kebahagiaan.
Konseling adalah proses wawancara antara konselor
dengan klien guna mengetahui masalah klien agar klien dapat memahami masalah
dan keluar dengan usaha sendiri dengan bantuan konselor.
Hubungan antara bimbingan dengan
konseling itu sangat erat sekali. Dari satu segi dapat kita lihat bahwa kedua
istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan
terhadap seseorang atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling merupakan
alat dalam pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain.
Dalam bidang pendidikan bimbingan
mendapat tempat dan peranan yang amat penting dalam proses pendidikan secara
keseluruhan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari komponen lainya
.
B.
Saran
Dengan kerendahan hati, penulis
merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan. Saran kritik
yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih
bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.
DAFTAR
PUSTAKA
Afifuddin, Bimbingan dan Konseling, Pustaka
Setia, Bandung, 2010.
Aqib,
Zainal. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yrama Widya,
Bandung, 2012, Cet I
Hikmawati,
Fenti. Bimbingan Konseling, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, Cet II
Khairul,
Umam, Achyar Aminudin. Bimbingan dan Penyeluhan, Pustaka Setia, Bandung,
1998.
Lubis,
Namora Lumongga. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik, Kencana,
Jakarta, 2011, Cet I
Mappiare,
Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Usaha Nasional,
Surabaya,
Nurihsan,
Achmad Juntika. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, Refika
Aditama, Bandung, 2011, Cet IV
Sirodj, sjahudi, pengantar Bimbingan dan Konseling,Duta
Aksara,Sidoarjo,2010.
Sukardi,
Dewa Ketut. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah, Usaha
Nasional, Surabaya
Walgito,
Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier), Andi Offset, Yogyakarta,
2010, Cet III
Walgito,Bimo. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Andi,
Yogyakarta, 2004, cet 1
[1] Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Duta Aksara,
Sidoarjo, 2010, Hal 4
2 Zainab Aqil, Ikhtisar Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Yrama Widya, Bandung, 2012, Hal 28
3. Andi Mappiare, Pengantar Bimbingabn dan Konseling Islam, Surabaya,
Hal 127
4 Afifuddin, Bimbingan dan Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010, Hal 14
5 Dewa
Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah, , Usaha
Nasional, Surabaya Hal 20
6 Afifuddin,
2010, Bimbingan dan Konseling, Hal 13
8 Andi Mappiare, Pengantar Bimbingabn dan
Konseling Islam, Hal 130
10 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, PT
Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2011, Hal 2
11 Achmad Juntika Nurihsan, , Bimbingan dan
Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, PT Refika Aditama, ....Bandung, 2011hal 10
14 Bimo Walgito, , Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, CV Andi, Yogyakarta, 2004hal 7
15 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan
Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, hal 10
16 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling,
Hal 2
17
Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling
dalam Teori dan Praktik, Kencana, Jakarta, 2011, hal 3
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home