Tuesday 19 April 2016

Makalah Pengertian Bimbingan Konseling




Pengertian Bimbingan dan Konseling
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pengantar Bimbingan dan Konseling”

Dosen Pengampu:
Dra. Ragwan Albaar, M.Fil.I.
Oleh:
Jajang Supriatna                               (B53214019)
Syarif Hidayatulloh                          (B53214039)




FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
UNIVERSITAS  ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2014



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam mengarungi kehidupan ini.

Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada.

Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari-Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami beri judul “Pengertian Bimbingan dan Konseling. Dalam makalah dijelaskan tentang Pengertian Bimbingan dan Konseling, Hubungan Bimbingan dan Konseling.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.

Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalh ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.



                                                                        Surabaya,       September  2014





           Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................      i
KATA PENGANTAR......................................................................................     ii
DAFTAR ISI......................................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN1
A.    Latar Belakang...................................................................................     
B.     Rumusan Masalah..............................................................................     
C.     Tujuan................................................................................................    
D.  Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................    
A.    Pengertian Bimbingan.........................................................................................   
B.     Pengertian Konseling...........................................................................................  
C.  Hubungan antara Bimbingan dan Konseling.........................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................  
A.    Kesimpulan........................................................................................   
B.     Saran..................................................................................................   
DAFTAR PUSTAKA
























BAB I

PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang Masalah

Setiap insan yang lahir ke dunia memerlukan pengembangan untuk menjadikan manusia seutuhnya sebagaimana dikehendaki. Pengembangan tersebut pada dasarnya adalah upaya memuliakan kemanusiaan yang telah terlahir itu.

Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam segenap dimensi kemanusiaanya, agar ia menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individual dan sosialnya, kehidupan jasmaniah dan rohaniyah serta kehidupan dunia dan akhirat.


B.                 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirancang rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Apa pengertian Bimbingan?
2.      Apa pengertian Konseling?
3.      Bagaimana hubungan antara bimbingan dan konseling ?
                                                                  
C.                Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.       Menjelaskan pengertian Bimbingan
2.       Menjelaskan pengertian Konseling.
3.          Menguraikan hubungan Bimbingan dan Konseling.

D.                Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pokok permasalahan, maka penulis menyusun makalah ini dengan sistematika sebagai berikut:
Untuk bab pertama penulis akan menyajikan Pendahuluanyang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan.
Untuk Bab Kedua Penulis akan menyajikan pembahasan yang meliputi: Pengertian bimbingan, Pengertian Konseling dan Hubungan antara Bimbingan dan Konseling.
Untuk bab Tiga meliputi Kesimpulan dan saran.




BAB II
PEMBAHASAN 

A.                  Pengertian Bimbingan
1        Arti Bimbingan secara luas
Istilah “Bimbingan” yang merupakan terjemahan  "dari istilah “guidance” dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, kata guidance dikaitkan dengan kata asalnya “guide” yang diartikan sebagai; [1]
a.       Showing the way yang artinya “menunjukan jalan”
b.      Leading yang artinya “memimpin”
c.       Conducting yang artinya “menuntun”
d.      Giving intruction yang artinya ”memberi petunjuk”
e.       Regulating yang artinya “mengatur”
f.       Governing yang artinya”mengarahkan”
g.      Giving advice yang artinya “memberi nasihat”.

Dalam referensi lain yang di kemukakan beberapa para ahli indonesia bahwasannya Bimbingan adalah;
a.       Achmad Badawi (1973), “Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing terhadap individu yang mengalamu problem, agar si terbimbing mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalahnya sampai mencapai kebahagiaan hidupnya secara individu maupun sosial.2
b.      Rochman Natawijaja (1972) , “bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus,supaya individu ersebut dapat memahami dirinya dan sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekitarnya”.3
c.       Prayitno dan Erman Amti, “Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan orang yang dibimbingnya dan memiliki kemandirian”.4

Sedangkan para ahli luar indonesia berpendapat bahwasannya Bimbingan itu;
a.       Arthur J.Jones, Bufford Stefflre, (1970), “ Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan”.5
b.      Frank parson (1951),”Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan, serta mendapapat kemajuan dalam jabatan yang di pilihnya.6

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan bimbingan merupakan proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan, rencana, dan interpretasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik. Dengan kata lain, bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.
Dari uraian diatas, dapatlah dapatlah dipertegas bahwasannya Bimbingan memiliki arti yang bermacam-macam, yaitu;
a.       Bimbingan memiliki arti sebuah “proses” yang berkesinambungan dan bukan suatu hal yang kebetulan. Artinya bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang didalamnya terdapat;
§  Sifat kesengajaan
§  Terprogram atau terencana
§  Sistematis
§  Kontinyu atau berkesinambungan
b.      Bimbingan memiliki arti sebuah proses “Membantu”. Membantu dalam hal ini berarti ikut berperan aktif dalam mengembangkan diri, mencari, menemukan dan mengatasi masalah bagi orang dibantu. Dalam hal ini harus ada;7[2]
§  Kemauan dari masing-masing pihak
§  Sukarela
§  Kerjasama dan saling mengisi informasi
§  Bersifat demokrasi
c.       Bantuan yang diberikan bukanlah berbentuk materi, namun berupa;
§  Pemberian informasi
§  Berperan sebagi fasilitator
§  Penyadaran,
§  Menciptakan lingkungan yang kondusif  bagi pengembangan klien
§  Program kegiatan
§  Penugasan
d.      Bantuan diberikan agar individu dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Dengan kata lain individu mampu;
§  Mengenal dirinya,
§  Menerima dirinya dengan apa adanya,
§  Mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya,
§  Mengarahkan dirinya sesuai dengan keputusan yang diambil,
§  Mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.
2.      Arti Bimbingan dalam Lingkup Sekolah
Bimbingan dalam lingkup pendidikan sekolah tidak lagi dapat dikatakan sebagai “ditunjukan kepada siapa saja.” Dalam konteks ini sasaran bimbingan adalah murid, murid yang didik dalam sekolah oleh orang-orang dewasa yang relatif matang, dengan harapan murid sendiri dapat berkembang maksimal mencapai dewasa dan matang sehingga dia lebih berdaya guna bagi dirinya dan lingkungan sekitar.8
Menurut William A. Yeager menyatakan bahwasannya bimbingan adalah layanan pendidikan yang mengandung berbagai perwujudan dan diselenggarakan untuk membantu murid kearah perkembangan diri dan pertumbuhan individual.
Sedangkan menurut Dept. P dan K, Badan Pengembangan Pendidikan (1974), memberikan rumusan bahwasannya Bimbingan di sekolah adalah proses pemberian bantuan kepada murid, dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan makhluk sosial serta memperhatikan perbedaan antar individu, agar murid dapat berkembang dan menolong dirinya serta memecahkan masalah-masalahnya.
Menurut Dept. P dan K, Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (1976), menytebutkan bahwa :
“ Bimbingan adalah proses pendidikan di sekolah adalah proses memberikan bantuan kepada siswa dengan tujuan siswa memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan dunia sekitarnya, mengambil keputusan untuk melaju secara optimal dan dapat menolong dirinya dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah demi memajukan mentalnya”.
Dari uraian diatas dapat disusun beberapa konsep penting sehubungan dengan bimbingan. Konsep penting khusus bagi pengertian bimbingan lingkup sekolah adalah :
a)      Bimbingan dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses. Hal ini menunjukan bahwasannya bimbingan dilakukan dengan rentang waktu yang relatif panjang.
b)      Bimbingan mengandung arti Bantuan atau Pelayanan. Ini mengandung arti bahwasannya bimbingan terlaksana dengan kesukarelaan pembimbing dalam memberi bantuan dan pelayanan kepada siswanya.
c)      Bantuan diperuntukan bagi semua individu. Semua murid yang berada dalam kondisi tertentu yang memerlukan bantuan tetapi mereka memiliki kemungkinan untuk bangkit atau lebih maju setelah mendapatkan pelayanan.
d)     Bimbingan memiliki tujuan “jangka pendek” dan “jangka panjang”.
Dalam Konteks bimbingan,khususnya bimbingan dalam lingkup sekolah, dengan sendirinya telah memiliki penyeluhan didalamnya.ini didasari oleh pandangan bahwa penyeluhan merupakan bagian integral dari bimbingan.
Tercpainya tujuan bimbingan menurut pendapat beberapa ahli, bahwasannya harus ada suatu kerjasama yang harmonis antara anak, pembimbing, guru, orangtua, murid, dan staf sekolah yang lainnya, sehingga kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan harapan  yang diinginkan.9[3]
           
B.                   PENGERTIAN KONSELING
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur atau fleksibel dan konfrehensif. Konseling juga dapat memberikan perubahan yang mendasar yang mengubah sikap, yang mana sikap ini mendasari aspek perbuatan, pemikiran, pandangan, perasaan dan lain lain.10
Menurut shertzer dan stone (1980) konseling adalah upaya membantu individu dengan melalui proses interaksi yang bersifat individu antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, serta mampu mengambil keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya.11

Menurut prayitno dan Erman Amti adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan dengan melalui wawancara antara konselor dan klien yang memiliki masalah dengan bermaksud mengatasi masalah yang dihadapi klien.12[4]
Dalam hal ini, H koestur partowisastro mengemukakan definisi konseling dalam dua hal pengertian yaitu;13
1.      Dalam arti luas
Konseling  adalah segala ikhtiar pengaruh psikologis terhadap sesama manusia.
2.      Dalam arti sempit
Konseling merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan manusia lain, dengan maksud agar dengan berbagai cara fsikologis kita dapat mempengaruhi beberapa facet kepribadiannya sedemikian rupa sehingga dapat di peroleh suatu efek tertentu.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa konseling adalah bantuan yang di berikan kepada iondividu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.14
W.S. Wingkel membedakan konseling dalam dua aspek, yaitu aspek proses dan aspek bentuk khusus dari pelayuanan bimbingan.
Aspek proses menitikberatkan pada perubahan-perubahan yang dialami oleh anak selama hubungan penyeluhan itu berlangsung. Berlangsungnya hubungan konseling untuk mencapai perubahan pada diri anak dapat berlangsung dalam waktu yang relatif singkat sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Sedangkan aspek bentuk khusus jenis pelayanan dititikberatkan pada pertemuan antara konselor dengan anak sehingga konselor dapat mewawancarai anak tersebut.
Dibawah ini terdapat ciri ciri dan prinsip-prinsip konseling, yang mana menurut pietrofesa ciri ciri konseling itu adalah;15
1.      Konseling merupakan suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah terlatih dalam bidangnya.
2.      Dalam hubungan yang bersifat profesional itu klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, serta tingkah laku atau sikap-sikap baru.
3.      Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan konselor.
Sedangkan menurut leona E taylor prinsip prinsip konseling terlahir dari lima karakteristik. Yaitu;16
1.      Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat, sebab didalam pemberian nasihat proses berfikir ada dan diberikan oleh penasihat, sedangkan dalam konseling proses berfikir dan penyelesaian masalah di temukan oleh klien sendiri.
2.      Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan dengan pola-pola hidup.
3.      Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.
4.      Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual,
5.      Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.
Latar belakang konseling digunakan sebagai bentuk penanganan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan fsikologis, dimulai dari sejak tahun 1986 yang di pelopori oleh Lightner Witmer dengan mendirikan sebuah klinik Psychological clinik di University of pennsylvania.
Kemudian disusul oleh jese B Davis yang merupakan orang pertama yang memulai kegiatan sebagai pendidik dan konselor karier di central high school, detroit. Perkembangan konseling juga dibantu oleh Eli Weaver dengan menerbitkan sebuah pamplet yang berjudul Choosing a carrer pada tahun 1908.17[5]
Itulah sedikit definisi bimbingan konseling yang diambil penulis dari beberapa referensi yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling serta proses dalam hal tersebut.

C.                     Hubungan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa manusia didalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain,tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling di butuhkan.
Diatas telah dijelaskan pengertian bimbingan dan konseling, yang sepintas terdapat kesamaan dan perbedaannya. Akan tetapi, sesungguhnya bimbingan dan konseling merupakan dua kegiatan kerja yang saling melengkapi. Menurut Prof. Bimo Walgito, para ahli sepakat secara bulat, baik tentang kesamaan antara bimbingan dan konseling serta perbedaanya, maupun saling melengkapinya antara kegiatan bimbingan dan konseling.
Jones, seperti yang di rujuk oleh Bimo Walgito, memandang Konseling sebagai salah satu teknik dan bimbingan. Dengan pandangan ini, pengertian bimbingan lebih luas dibandingkan dengan konseling. Akan tetapi, ahli lain seperti yang dikemukakan oleh blum dan balinky, berpandangan bahwa kedua pengertian istilah tersebut identik atau sama saja; artinya tidak ada perbedaan yang fundamental antara guidance dan cuonseling. Menurutnya, pengertian bimbingan adalah pengertian yang telah usang.18
Pandangan yang lain ialah bahwa guidance dan counseling merupaka kegiatan yang integral, dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, perkataan guidance selalu di rangkaikan dengan kata counseling sebagai kata majemuk. Counseling merupakan salah satu jenis tehnik pelayanan bimbingan diantara pelayanan-pelayanan yang lainnya, dan sering dikatakan sebagai inti dari keseluruhan pelayanan dan bimbingan.
Arthur J Jones memandang konseling sebagai salah satu teknik dari bimbingan sehingga dengan pandangan ini, maka pengertian bimbingan lebih luas bila dibandingkan dengan konseling, konseling merupakan bagian dari bimbingan.
Dengan memperhatikan uraian-uraian diatas, jelaslah bahwa counseling merupakan salah satu tehnik pelayanan dan bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (fsce to fsce relationship). Guidance dan counseling mempunyai hubungan yang sangat erat, perbedaannya terletak di dalam tingkatannya.19[6]
Menurut Bimio Walgito apabila di teliti antara pengertian bimbingan dan pengetian konseling, kita akan mendapati kesamaan disamping adanya sifat sifat yang khas yang ada pada kegiatan konseling. Hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:20
1.      Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian bimbingan lebih luas daripada pengertian konseling. Oleh karena itu, konseling merupakan guidance, tetapi tidak semua bentuk guidance merupaka kegiatan konseling.
2.      Dalam konseling sudah terdapat masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi oleh klien, sedangkan pada pembimbing tidak demikian bimbingan lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan konseling lebih bersifat kuratif atau korektif. Bimbingan dapat diberikan sekalipun tidak ada masalah. Hal ini tidak berarti bahwa pada bimbingan sama sekali tidak didapati segi kuratif, dan sabaliknya pada konseling tidak ada segi yang prefentiv. Dalam konseling juga didapati segi preventif, menjaga atau mencegah jangan sampai timbul masalah yang lebih berat.
3.      Konseling pada dasarnya dilakukan secara individual, yaitu antara konselor dengan klien secara face to face. Pada bimbingan tidak demikian halnya, bimbingan pada umumnya dijalankan secara kelompok. Misalnya bimbingan bagaimana cara belajar yang efesien dapat diberikan kepada seluruh kelas pada suatu waktu tertentu secara bersama-sama.
Sedangkan menurut jainab aqib dengan mengambil kesimpulan dari pengertian bimbingan dan konseling mengemukakan bahwa terdapat beberapa ahli yang berpendapat tentang hubungan bimbingan dan konseling, diantaranya sebagai berikut.21
1.      Bimbingan sama dengan konseling artinya tidak ada perbedaan yang fundamental antara keduanya.
2.      Bimbingan dan konseling berbeda baik dasar maupun kerjanya.
3.      Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang integral, artinya keduanya tidak dapat dipisahkan. Konseling merupakan salah satu teknik dari layanan bimbingan yang tak terpisahkan di samping layanan-layanan bimbingan yang lain.
4.      Konseling sebagi jantungnya dari program bimbingan.
5.      Konseling adalah kunci penting dari bimbingan.

Sekalipun menunjukan adanya kesamaan dan juga perbedaan diantara kedua pengertian tersebut, penulis tidak bermaksud untuk memisahkan kedua pengertian itu satu dengan yang lain. Dalam praktiknya, kedua pengertian tersebut saling berkaitan dan saling mengisi antara satu dengan yang lainnya. Bimbingan menyangkut konseling dan sebaliknya konseling juga menyangkut bimbingan.






















 

21 Zainab Aqil, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Hal 31-32
BAB III

PENUTUP



A.                Kesimpulan

Bimbingan konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan klien agar klien mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseling merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan dari seorang pembimbing kepada yang terbimbing dengan tujuan orang yang terbimbing dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya atau dapat keluar dari masalah menuju kebahagiaan.
Konseling adalah proses wawancara antara konselor dengan klien guna mengetahui masalah klien agar klien dapat memahami masalah dan keluar dengan usaha sendiri dengan bantuan konselor.
Hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali. Dari satu segi dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain.
Dalam bidang pendidikan bimbingan mendapat tempat dan peranan yang amat penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan dari komponen lainya
.
B.                 Saran

Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.


DAFTAR PUSTAKA


Afifuddin, Bimbingan dan Konseling, Pustaka Setia, Bandung, 2010.
Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yrama Widya, Bandung, 2012, Cet I
Hikmawati, Fenti. Bimbingan Konseling, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, Cet II
Khairul, Umam, Achyar Aminudin. Bimbingan dan Penyeluhan, Pustaka Setia, Bandung, 1998.
Lubis, Namora Lumongga. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik, Kencana, Jakarta, 2011, Cet I
Mappiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya,
Nurihsan, Achmad Juntika. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, Refika Aditama, Bandung, 2011, Cet IV
Sirodj, sjahudi, pengantar Bimbingan dan Konseling,Duta Aksara,Sidoarjo,2010.
Sukardi, Dewa Ketut. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah, Usaha Nasional,           Surabaya
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier), Andi Offset, Yogyakarta, 2010, Cet III
Walgito,Bimo. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Andi, Yogyakarta, 2004, cet 1




[1] Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Duta Aksara, Sidoarjo, 2010, Hal 4
2 Zainab Aqil, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yrama Widya, Bandung, 2012, Hal 28
3. Andi Mappiare, Pengantar Bimbingabn dan Konseling Islam, Surabaya, Hal 127
4 Afifuddin, Bimbingan dan Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010, Hal 14
5  Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah, , Usaha Nasional, Surabaya Hal 20
6  Afifuddin, 2010, Bimbingan dan Konseling, Hal 13


7 Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan dan Konseling,Hal 14-15
8 Andi Mappiare, Pengantar Bimbingabn dan Konseling Islam, Hal 130

9 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah, Hal 21
10 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, PT Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2011, Hal 2
11 Achmad Juntika Nurihsan, , Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, PT Refika Aditama,                                                   ....Bandung, 2011hal 10
12 Afifuddin, Bimbingan dan Konseling, Hal 15

13 Khairul dan Achyar Aminudin, Bimbingan dan Penyeluhan, CV Pustaka Setia, Bandung, 1998, hal 14
14 Bimo Walgito, , Bimbingan dan Konseling di Sekolah, CV Andi, Yogyakarta, 2004hal 7
15 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, hal 10
16 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, Hal 2
17 Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik, Kencana, Jakarta, 2011, hal 3

18 Bimo Walgito, Bimbingan dan (studi & Konseling), hal 8-9
19 Khairul dan Achyar Aminudin, Bimbingan dan Penyeluhan, hal 17
20 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, hal 8-9



0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home