ASUMSI, FUNGSI, DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING MAKALAH PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING
ASUMSI, FUNGSI, DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING
OLEH
AHMAD MUNIR
NIM : B53214013
NANANG
SUFRATNA
NIM : B53214029
PRODI
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SUNAN
AMPEL
SURABAYA
2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi
Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk membuat buku ini dalam rangka tugas pada mata kuliah Pengantar Bimbingan dan Konseling.
Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai contoh dan teladan
kita hingga akhir zaman.
Alhamdulillah,
dengan segala perjuangan yang kami lakukan. Akhirnya kami bisa menyelesaikan
sebuah buku kecil yang dihasilkan dari usaha yang penuh suka dan duka, karena
kami sampai menahan diri untuk tidak tidur hingga larut malam dalam rangka
mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, terimalah karya kami ini yang berjudul
“Asumsi, Tujuan, dan Fungsi Bimbingan
Konseling”. Semoga bisa menjadi manfaat bagi yang membaca dan memahami
isinya.
Demikianlah
pengantar dari kami, jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun yang
lainnya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kami bisa menghasilkan
karya-karya yang lebih baik lagi nantinya.
Amin.
Surabaya, 13
September 2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
A.
Asumsi Bimbingan dan Konseling...................................................................... 4
B.
Fungsi Bimbingan dan Konseling........................................................................ 5
C.
Tujuan Bimbingan dan Konseling....................................................................... 6
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perlunya
kita semua untuk mengetahui secara detail tentang bimbingan dan konseling.
Untuk itulah kami akan menjelaskan apa saja yang menjadi asumsi, fungsi, dan
tujuan dari bimbingan dan konseling itu. Di samping itu, guna untuk memberikan
penjelasan secara terperinci tentang apa-apa yang harus diketahui seputar
bimbingan dan konseling.Untuk itulah kami menulis sebuah buku yang berjudul “
Asumsi, Fungsi, dan Tujuan Bimbingan dan Konseling “.
B.
RUMUSAN MASALAH
Apa
asumsi dari Bimbingan dan Konseling?
Apa
fungsi Bimbingan dan Konseling?
Apa
tujuan Bimbingan dan Konseling?
C.
TUJUAN
Untuk
mengetahui secara detail Asumsi dari Bimbingan dan Konseling.
Memberikan
informasi secara detail tentang fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asumsi
Bimbingan dan Konseling
Blacher (George dan Cristiani,
1990) mengemukakan lima asumsi dasar dari yang secara umum dapat membedakannya
dengan psikoterapi. Kelima asumsi ini adalah sebagai berikut.
1.
Dalam konseling, klien tidak
dianggap sebagai orang sakit mental, tetapi dipandang memiliki kemampuan
memilih tujuan, membuat keputusan dan secara umum menerima tanggungjawab dari
tingkah lakunya dan perkembangannya di kemudian hari.
2.
Konseling berfokus pada saat ini
dan masa depan, tidak berfokus pada pengalaman masa lalunya.
3.
Klien adalah klien, bukan pasien.
Konselor bukan figure yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai
guru dan partner klien sebagaimana mereka bergerak secara mutual dalam
mendefinisikan tujuan.
4.
Konselor secara moral tidak
netral, tetapi memiliki nilai, perasaan dan standar untuk dirinya. Konselor
tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar itu dari klien, dia
tidak mencoba menyembunyikannya pada klien.
5.
Konselor memfokuskan pada
perubahan dan tingkah laku dan bukan hanya membuat klien menjadi sadar.[1]
A.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Secara umum,
bimbingan dan konseling memiliki fungsi sebagai fasilitator baik bagi individu
maupun lembaga, dalam artian bahwasanya bimbingan dan konseling berfungsi
mempermudah individu dan lembaga untuk mencapai tujuannya masing-masing.
Dan secara khususnya, bimbingan dan
konseling memiliki beberapa fungsi. Antara lain adalah sebagai berikut ini.
1.
Fungsi Pencegahan (Preventif)
Yaitu
fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang sering terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
tidak dialami oleh konseli. Dan juga memberikan layanan orientasi dan informasi
mengenai berbagai aspek kehidupan yang patut dipahami, agar tercegah dari
masalah.
Upaya pencegahan memang telah ada puluhan
tahun yang lalu. Pencegahan perlu dilakukan. Bagi konselor professional yang
misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan menyingkirkan berbagai hambatan yang
dapat menghalangi perkembangan individu. Upaya pencegahan tidak sekedar ide
yang bagus, tapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis (Horner dan
McElhaney).[2]
2.
Fungsi Penyesuaian (Adjustive)
Yaitu
fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada pemberi bantuan agar dapat
mengadaptasikan perilaku pendidik. Dalam rangka pelaksanaan fungsi bimbingan
ini, konselor memanfaatkan data-data lengkap dari klien. Dengan tujuan agar
konselor dapat membantu atau memperlakukan klien dengan tepat.
3.
Fungsi Penyempurnaan
Dalam
situasi tertentu, tindakan preventif kadang-kadang tidak tepat dipergunakan,
dalam situasi demikian pembimbing/konselor harus berani mencoba atau mengambil
tindakan korektif. Bimbingan dapat memberikan bantuan padanya untuk mengadakan pilihan-pilihan
serta penyesuaian yang bijaksana, agar individu memperoleh kemampuan untuk
memecahkan masalahnya sendiri.
Bimbingan dalam hal semacam ini bukanlah
membuatkan keputusan dan menentukan pilihannya, tetapi membantu individu untuk
menemukan pilihannya sendiri dengan tepat, tanpa adanya ketergantungan dengan
orang lain.[3]
4.
Fungsi Penyaluran (Distributive)
Yaitu
fungsi pemberi bantuan kepada murid-murid dalam memilih kemungkinan-kemungkinan
kesempatan yang terdapat di lingkupan sekolah. Di antaranya adalah, memilih
mata pelajaran atau program kelompok, memilih jenis sekolah sambungan, dan
karir atau lapangan kerja. Di samping itu, termasuk dalam fungsi penyaluran ini
adalah membantu murid dalam memilih kegiatan-kegiatan kurikuler;
organisasi-organisasi intra, dan sebagainya.
Dalam
pemilihan-pemilihan diatas, konselor haruslah mempertimbangkan segala
sesuatunya. Agar fungsi distributive ini terlihat dengan baik hasilnya..[4]
5.
Fungsi Pemahaman
Memahami karekteristik, potensi,
tugas-tugas perkembangan peserta didik dan membantu mereka untuk memeahaminya
secara objektif atau realistik.[5]
6.
Fungsi
Pengentasan
Sebagian para ahli
telah memberikan berbagai teori konseling, antara lain teori ego-counseling yang didasarkan pada tahap perkembangan
psikosional menurut Erickson, pendekatan transactional analysis dengan
tokohnya Erick Berne, pendekatan konseling berdasarkan self-theory
dengan tokohnya Carl Rogers, gestalt counseling dengan tokohnya Frita
perl.
B. Tujuan
Bimbingan Konseling
1. Tujuan Bimbingan dan Konseling Secara
Global
Secara
umum bimbingan dilaksanakan dengan
tujuan untuk membantu atau memberikan pertolongan pada seseorang individu yang
sedang menghadapi masalah. Jadi dapat kita simpulkan dari kalimat tersebut
bahwa bimbingan dan konseling bertujuan untuk membentuk sebuah pelayanan yang
berupa bantuan, guna menciptakan kehidupan yang efektif dan produktifitas
didalam masyarakat, tanpa adanya masalah-masalah yang dapat menimbulkan
berbagai hal yang negatif.
Selanjutnya,
W.S. Winkle mengatakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu agar orang atau kelompok
yang dilayani mampu menghadapi tugas perkembangan secara sadar dan bebas yang
mewujudkan kesadaran, dan dengan kesadaran tersebut bisa membuat individu
tersebut menjadi bijaksana serta bisa mengambil beraneka tindakan penyesuaian
diri secara memadai.[6]
Sedangkan
menurut S. Narayana Rao mengatakan bahwa Bimbingan Konseling itu bertujuan
untuk memahami tingkah-laku,motivasi-motivasi dan perasaan konseli.[7]
Aunur
Rohim Faqih membedakan tujuan Bimbingan Konseling itu menjadi dua kategori,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Menurutnya , tujuan umum Bimbingan dan
Konseling Islam adalah membantu individu dalam mewujudkan potensi dirinya
sebagai manusia yang seutuhnya agar mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Sedangkan tujuan khususnya diuraikan menjadi tiga kategori, yaitu:
1.
Membantu individu untuk memahami situasi dan potensi dirinya.
2. Membantu individu untuk mengatasi
masalah yang sedang dihadapinya.
3. Membantu individu untuk memelihara
dan mengembangkan situasidan kondisi yang baik, sehingga tidak menjadi sumber
masalah bagi dirinya maupun orang lain.[8]
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para toko-toko
diatas, dapat kita simpulkan bahwa
tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu untuk memahami tingkah laku,
motivasi-motivasi, serta perasaan seseorang, guna menciptakan manusia yang
memiliki sifat bijaksana dalam mengambil segala tindakan, dan akhirnya bisa
mencapai kebahagian di dunia dan akhirat.
2.
Klasifikasi Tujuan Bimbingan Konseling
Setelah kita selesai
membaca urain diatas maka kita akan mengetahui ada beberapa-beberapa tujuan
dari Bimbingan dan Konseling. Pada kesempatan ini kami akan membagi Tujuan Bimbingan
Konseling menjadi tiga aspek, aspek yang pertama pribadi-sosial (afektif) ,
aspek yang kedua belajar akdemik/kognitif) , dan aspek yang ketiga karier atau
pekerjaan(psikomotorik).
1.
Tujuan
bimbingan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial
Di dalam tujuan ini kita akan
membahas hal-hal yang sifatnya berhubungan dengan sifat-sifat pribadi dan
sosial.Dr. Fenti Hikmawati mengatakan didalam bukunya yang berjudul Bimbingan
dan Konseling, setidaknya ada sebelas tujuan dai Bimbingan dan konseling yang
bersifat pribadi-sosial.
a.
Memiliki sifat
terhadap umat agama lain, sehingga bisa memelihara hak dan kewajiban agamanya
masing-masing.
b.
Memiliki
pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah) , serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
c.
Memiliki
pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif , baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik pisik maupun psikis.
d.
Memiliki sifat
positif atau respek terhadap diri sendiri maupun orang lain.
e.
Memiliki
kemampuan untuk melakukan pemilihan secara sehat.
f.
Bersikap respek
terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan
martabat atau harga dirinya.
g.
Memiliki rasa
tanggung jawab, sehingga dapat mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik.
h.
Memiliki sifat
berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk
persahabatanserta silaturahmi dengan sesama manusia.
i.
Memiliki
kemampun menyekesaikan konflik (masalah) baik yang bersifat internal (dalam
diri sendiri) maupun dengan orang lain.
j.
Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.[9]
2.
Tujuan
Bimbingan konseling yang Terkait dengan Aspek Akademik/Belajar
Didalam aspek akademik ini biasanya
hanya terkait dengan pelajar atau sekolah. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kita akan membahas tentang program pendidikan di sekolah,yang biasanya
mempunyai layanan yang ditujukan kepada para siswa, dengan harapan dengan
adanya bimbingan dan konseling ini akan menciptakan siswa-siswa yang
berkompitendi bidangnya masing-masing. Secara garis besar layanan bimbingan dan
konseling di sekolah dibedakan menjadi empat tujuan. Yang pertama tujuan
program bimbingan bagi murid secara umum, yang kedua tujuan program bimbingan
bagi murid secara khusus, yang ketiga tujuan program bimbingan dari segisekolah
khusus pada proyek-proyek sekolah pembangunan,yang keempat tujuan program
bimbingan dari segi sekolah khusus ke jurusan.[10]
Berikut ini
kami akan mengulas lebih rinci mengenai tujuan-tujuan tersebut.
1. Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Program pendidikan
a. Membantu para siswa untuk lebih mengenal sekolahnya, sehingga ia
mersakan sekolahny seperti dirumahnya sendiri dan ia dapat memilih berbagai
program , kursus, kegitan ko-kurikuler dan sebagainya sehingga ia memperoleh
posisi yang menguntungkan sebagai mahasiswa.
b.Membantu dan memberikan semangat kepada siswa untuk memilih dan
menentukan lapangan studi, sehingga ia mempunyai tujuan –tujuan yang berarti harus
diusahakan melalui kegiatan-kegiatan dan arah usahanya.
c.
Membantu siswa
dalam menentukan, mengukur dan memahami kemampuan-kemampuan, bakat-bakat,
minat-minat, serta kelemahan yang dimilikinya, sehingga ia dapat menggunakan
kesempatan yang ada dan merencanakan secara bijaksana untuk masa dapannya.
d.
Membantu siswa
untuk lebih mengenal lingkungan di sekitarnya terutama mengenai lapangan kerja,
jabatan, lapangan pendidikan serta persyaratan-persyaratan untuk memasukinya.
e.
Menampakkan
penghargaan terhadap kepentingan orang lain dan harga diri orang lain.[11]
2.
Layanan
Bimbingan dan Konseling Bagi Murid Secara Khusus
a.
Membantu siswa
dalam mengenal situasi dan potensi dirinya sendiri
b.
Membantu siswa
untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
c.
Membantu siswa
untuk memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik, sehingga
tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dann orang lain.[12]
3.
Tujuan program
bimbingan dari segi sekolah khusus pada proyek-proyek sekolah pembangunan.
a.
Membantu siswa
agar dapat membuat pilihan pendidikan dan jabatan secara seksama.
b.
Dengan adanya
bimbingan dan konseling siswa dapat melalui tahap-tahap tansisi dari dunia
sekolah ke dunia kerja dengan baik.
c.
Membantu siswa
agar memperoleh penyesuaian kepribadian yang lebih baik.
d.
Membatu siswa
agar memperoleh penyesuain diri dengan baik dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.[13]
4.
Tujuan program
bimbingan dari segi sekolah khusus kejurusan
Didalam Kurikulum Menengah Kejurusan
(1976), buku III D,disana dijelaskan megenai tujuan progaram bimbingan di
sekolah kejurusan, setidaknya ada lima tujuan mengenai tujuan dari bimbingan
dan konseling dari segi sekolah khusus kejurusan.
a.
Membantu setiap
siswa untuk memilih prodi-prodi di sekolah dengan baik.
b.
Membantu setiap
individu memperoleh penyesuain yang bai.
c.
Menjadikan anak
didik lebih maju di setiap tahap-tahap pendidikan di sekolah.
d.
Membantu sanak
didik mengembangkan kecakapan dan kesanggupan kerja secara maksimal.
e.
Membantu siswa
dalam memilih pekerjaan dengan baik dan memasuki dunia kerja.[14]
3.
Tujuan
Bimbingan Konseling Yang Terkait Dengan Karier
Setelah kita
mengetahui apa tujuan dari aspek pribadi dan akademik, maka kita akan melangkah pada tingkat yang
lebih tinggi, yaitu membahas mengenai
hal-hal yang bersankutan dengan karier. Banyak orang yang bertanya, apa
tujuannya bimbingan dan konseling dengan kariernya seseorang, pertanyaan
seperti itu hal yang wajar terjadi diantara manusia. Karena setiap manusia
sudah di beri Allah sifat ingin tau yang sangat besar. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini izin kami membahas beberapa tujuan mengenai tujuan dari
bimbingan dan konseling pada sebuah karier yang di capai oleh seseorang.
a.
Memiliki
pemahaman dirl (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
b.
Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang kematangan
kompetensi karier.
c.
Memiliki
kemauan untuk bekerja dalam bidang apapun, selagi itu halal.dan bermakna bagi
dirinya. Sehingga tidak ada perasaan untuk merasa rendah diri terhadap sebuah
pekerjaan.
d.
Memliki
kemampuan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya,
sehingga dia dapat menguasai keahlian tersebut.
e.
Memiliki
kemampuan untuk merancang masa depan.
f.
Dapat membentuk
pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila seorang konseli
bercita-cita menjadi seorang ulama’
maka senantiasa ia mengarahkan dirinya pada kegiatan-kegiatan tersebut.
g.
Memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan karier, yang sesuai dengan keahlian dan
keterampilannya.[15]
3.
Klarifikasi
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Konselor adalah seseorang yang meberikan pertolongan atau
bantuan pada seseorang yang sedang
menghadapi masalah (klien) dan seseorang tersebut berusaha memberikan jembatan
antara pihak yang bermasalh, sehingga masalahnya dapat diselesaikan dengan cara
yang baik. Sedangakan klien adalah seseorang yang terdiri dari dua kelompok
atau lebih, yang sedang mengalami ketidak cocokan atau masalah dan mereka
bersepakat untuk meminta bantuan dari seorang konselor guna menangani masalah
tersebut.
Adapun persamaan tujuan antara klien dan
konselor adalah;
1.
Agar
tercapainya hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien, yaitu
pihak-pihak yang berselisih.
2.
Memberikan
kepokusan kepada perubahan kondisi, yang
awalnya kondisi awal menjadi kondisi
baru dalam hubungan antara pihak-pihak yang bermasalah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari sekian banyak pembahasan
diatas, dapat disimpulkan bahwasanya asumsi bimbingan dan konseling ada 5
yaitu, klien adalah orang yang normal, berfokus pada masa depan, konselor bukan
figur yang esensial, konselor secara moral tidak netral, dan onselor focus pada
perubahan.
Adapun fungsi
bimbingan dan konseling secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu fungsi
Pencegahan (preventif), fungsi Penyempurnaan, dan fungsi Penyaluran
(distributive).
Secara umum tujuannya
pun dibagi menjadi dua yaitu, tujuan secara global (umum) dan secara terperinci.
Dan secara khusus, tujuannya dibagi menjadi tiga yaitu, membantu individu untuk
memahami dirinya, membantu individu untuk mengatasi masalahnya, dan membantu
individu untuk memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik.
SARAN
Kami mengharapkan kepada para
pembaca agar dapat memaklumi kesalahan dan kekurangan yang banyak terjadi pada
karya kami ini. Kami juga berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat.
Sekian.
DAFTAR PUSTAKA
Aswadi. 2009. Iyadah dan Ta’ziyah perspektif Bimbingan Konseling Islam.Surabaya: Dakwah Digital Press.
Aqib, Zainal. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : YRAMA Widya.
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Bimbingan Konseling.
Yogyakarta : Araska.
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling edisi revisi. Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada.
Latipun. 2005. Psikologi Konseling. Malang
: UMM Press.
Mappiare, Andi. 2010. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada.
Mappiare, Andi. t.t. Pengantar Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Surabaya : Usaha Nasional.
Salahuddin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : CV
Pustaka Setia.
Sukardi, Dewa Ketut. t.t. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah. Surabaya : Usaha
Nasional.
Tim PPL BKI UIN Sunan Ampel. t.t. Buku Panduan Bimbingan Konseling Islam.
[1]
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang:
UMM Press) hal.17-18
[2]
Tim PPL BKI UIN Sunan Ampel Surabaya, Buku
Panduan Bimbingan Konseling Islam(Surabaya : t.p.), hal. 6
[3]
.Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar
Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya : Usaha Nasional), hal. 82
[4]Andi
Mappiare, Pengantar Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah (Surabaya : Usaha Nasional), hal 214
[5]Nidya
Damayanti, Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling (Yogyakarta: Araska,
2012) hal. 9
[6]Fenti
Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta : RajaGrafindo
Persada,2010), hal.65
[7]Andi
Mappiare, Konseling dan Psikoterapi (Jakarta : RajaGrafindo
Persada,2010), hal.46
[8]Aswadi,
Iyadah Ta’ziyah (Gresik : PP Darutaqwa,2009), hal.13-14
[9]Fenti
Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta, PT RajaGrafindo
Persada,2010), hal.67-68
[10]Andi
Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Surabaya, Usaha
Nasional,Tpth), hal.203
[11]Dewa
Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
(Surabaya, Usaha Nasional,tpth) hal. 83-84
[12]Aswadi,
Iyadah Ta’ziyah (Surabaya, Dakwah Digital Press, 2009) hal. 14
[13]Aqib
Zainal, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Surabaya,Yrama
Widya,2012), hal.33
[14]
Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan
Konseling di Sekolah (Surabaya, Usaha Nasional,1984), hal.209
[15]Fenti
Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta,
PT RajaGrafindo Persada,2010), hal.69-70
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home