Sunday 24 April 2016

ASUMSI, FUNGSI, DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING MAKALAH PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING



ASUMSI, FUNGSI, DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING

OLEH
AHMAD MUNIR
NIM : B53214013
NANANG SUFRATNA
NIM : B53214029

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2014

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat buku ini dalam rangka tugas pada mata kuliah Pengantar Bimbingan dan Konseling.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai contoh dan teladan kita hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala perjuangan yang kami lakukan. Akhirnya kami bisa menyelesaikan sebuah buku kecil yang dihasilkan dari usaha yang penuh suka dan duka, karena kami sampai menahan diri untuk tidak tidur hingga larut malam dalam rangka mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, terimalah karya kami ini yang berjudul “Asumsi, Tujuan, dan Fungsi Bimbingan Konseling”. Semoga bisa menjadi manfaat bagi yang membaca dan memahami isinya.
Demikianlah pengantar dari kami, jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun yang lainnya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kami bisa menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi nantinya.
Amin.



Surabaya, 13 September 2014


Tim Penyusun








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI  ....................................................................................................................... 2

BAB I    PENDAHULUAN................................................................................................. 3
BAB II   PEMBAHASAN................................................................................................... 4
A.    Asumsi Bimbingan dan Konseling...................................................................... 4
B.     Fungsi Bimbingan dan Konseling........................................................................ 5
C.     Tujuan Bimbingan dan Konseling....................................................................... 6
BAB III  PENUTUP............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11

















BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Perlunya kita semua untuk mengetahui secara detail tentang bimbingan dan konseling. Untuk itulah kami akan menjelaskan apa saja yang menjadi asumsi, fungsi, dan tujuan dari bimbingan dan konseling itu. Di samping itu, guna untuk memberikan penjelasan secara terperinci tentang apa-apa yang harus diketahui seputar bimbingan dan konseling.Untuk itulah kami menulis sebuah buku yang berjudul “ Asumsi, Fungsi, dan Tujuan Bimbingan dan Konseling “.



B.       RUMUSAN MASALAH
Apa asumsi dari Bimbingan dan Konseling?
Apa fungsi Bimbingan dan Konseling?
Apa tujuan Bimbingan dan Konseling?




C.       TUJUAN
Untuk mengetahui secara detail Asumsi dari Bimbingan dan Konseling.
Memberikan informasi secara detail tentang fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling.







BAB II
PEMBAHASAN
A.                Asumsi Bimbingan dan Konseling

Blacher (George dan Cristiani, 1990) mengemukakan lima asumsi dasar dari yang secara umum dapat membedakannya dengan psikoterapi. Kelima asumsi ini adalah sebagai berikut.


1.      Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang sakit mental, tetapi dipandang memiliki kemampuan memilih tujuan, membuat keputusan dan secara umum menerima tanggungjawab dari tingkah lakunya dan perkembangannya di kemudian hari.

2.      Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pada pengalaman masa lalunya.                                                                                                                                    
3.      Klien adalah klien, bukan pasien. Konselor bukan figure yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner klien sebagaimana mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.                                                                                    
4.      Konselor secara moral tidak netral, tetapi memiliki nilai, perasaan dan standar untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar itu dari klien, dia tidak mencoba menyembunyikannya pada klien.                                                                  
5.      Konselor memfokuskan pada perubahan dan tingkah laku dan bukan hanya membuat klien menjadi sadar.[1]
















A.      Fungsi Bimbingan dan Konseling
Secara umum, bimbingan dan konseling memiliki fungsi sebagai fasilitator baik bagi individu maupun lembaga, dalam artian bahwasanya bimbingan dan konseling berfungsi mempermudah individu dan lembaga untuk mencapai tujuannya masing-masing.
            Dan secara khususnya, bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi. Antara lain adalah sebagai berikut ini.
1.      Fungsi Pencegahan (Preventif)
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang sering terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Dan juga memberikan layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang patut dipahami, agar tercegah dari masalah.
 Upaya pencegahan memang telah ada puluhan tahun yang lalu. Pencegahan perlu dilakukan. Bagi konselor professional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu. Upaya pencegahan tidak sekedar ide yang bagus, tapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis (Horner dan McElhaney).[2]
2.      Fungsi Penyesuaian (Adjustive)
Yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada pemberi bantuan agar dapat mengadaptasikan perilaku pendidik. Dalam rangka pelaksanaan fungsi bimbingan ini, konselor memanfaatkan data-data lengkap dari klien. Dengan tujuan agar konselor dapat membantu atau memperlakukan klien dengan tepat.

3.      Fungsi Penyempurnaan
Dalam situasi tertentu, tindakan preventif kadang-kadang tidak tepat dipergunakan, dalam situasi demikian pembimbing/konselor harus berani mencoba atau mengambil tindakan korektif. Bimbingan dapat memberikan bantuan padanya untuk mengadakan pilihan-pilihan serta penyesuaian yang bijaksana, agar individu memperoleh kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
 Bimbingan dalam hal semacam ini bukanlah membuatkan keputusan dan menentukan pilihannya, tetapi membantu individu untuk menemukan pilihannya sendiri dengan tepat, tanpa adanya ketergantungan dengan orang lain.[3]
4.      Fungsi Penyaluran (Distributive)
Yaitu fungsi pemberi bantuan kepada murid-murid dalam memilih kemungkinan-kemungkinan kesempatan yang terdapat di lingkupan sekolah. Di antaranya adalah, memilih mata pelajaran atau program kelompok, memilih jenis sekolah sambungan, dan karir atau lapangan kerja. Di samping itu, termasuk dalam fungsi penyaluran ini adalah membantu murid dalam memilih kegiatan-kegiatan kurikuler; organisasi-organisasi intra, dan sebagainya.
Dalam pemilihan-pemilihan diatas, konselor haruslah mempertimbangkan segala sesuatunya. Agar fungsi distributive ini terlihat dengan baik hasilnya..[4]
5.      Fungsi Pemahaman
       Memahami karekteristik, potensi, tugas-tugas perkembangan peserta didik dan membantu mereka untuk memeahaminya secara objektif atau realistik.[5]
6.      Fungsi Pengentasan
      Sebagian para ahli telah memberikan berbagai teori konseling, antara lain teori  ego-counseling  yang didasarkan pada tahap perkembangan psikosional menurut Erickson, pendekatan transactional analysis dengan tokohnya Erick Berne, pendekatan konseling berdasarkan self-theory dengan tokohnya Carl Rogers, gestalt counseling dengan tokohnya Frita perl.
B. Tujuan Bimbingan Konseling
      1. Tujuan Bimbingan dan Konseling Secara Global
Secara umum bimbingan dilaksanakan  dengan tujuan untuk membantu atau memberikan pertolongan pada seseorang individu yang sedang menghadapi masalah. Jadi dapat kita simpulkan dari kalimat tersebut bahwa bimbingan dan konseling bertujuan untuk membentuk sebuah pelayanan yang berupa bantuan, guna menciptakan kehidupan yang efektif dan produktifitas didalam masyarakat, tanpa adanya masalah-masalah yang dapat menimbulkan berbagai hal yang negatif.
Selanjutnya, W.S. Winkle mengatakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu agar orang atau kelompok yang dilayani mampu menghadapi tugas perkembangan secara sadar dan bebas yang mewujudkan kesadaran, dan dengan kesadaran tersebut bisa membuat individu tersebut menjadi bijaksana serta bisa mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.[6]
Sedangkan menurut S. Narayana Rao mengatakan bahwa Bimbingan Konseling itu bertujuan untuk memahami tingkah-laku,motivasi-motivasi dan perasaan konseli.[7]
Aunur Rohim Faqih membedakan tujuan Bimbingan Konseling itu menjadi dua kategori, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Menurutnya , tujuan umum Bimbingan dan Konseling Islam adalah membantu individu dalam mewujudkan potensi dirinya sebagai manusia yang seutuhnya agar mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan khususnya diuraikan menjadi tiga kategori, yaitu:
            1. Membantu individu untuk memahami situasi dan potensi dirinya.
            2. Membantu individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
            3. Membantu individu untuk memelihara dan mengembangkan situasidan kondisi       yang baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun orang lain.[8]
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para toko-toko diatas,  dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu untuk memahami tingkah laku, motivasi-motivasi, serta perasaan seseorang, guna menciptakan manusia yang memiliki sifat bijaksana dalam mengambil segala tindakan, dan akhirnya bisa mencapai kebahagian di dunia dan akhirat.
2.  Klasifikasi Tujuan Bimbingan Konseling
     Setelah kita selesai membaca urain diatas maka kita akan mengetahui ada beberapa-beberapa tujuan dari Bimbingan dan Konseling. Pada kesempatan ini kami akan membagi Tujuan Bimbingan Konseling menjadi tiga aspek, aspek yang pertama pribadi-sosial (afektif) , aspek yang kedua belajar akdemik/kognitif) , dan aspek yang ketiga karier atau pekerjaan(psikomotorik).
1.        Tujuan bimbingan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial

Di dalam tujuan ini kita akan membahas hal-hal yang sifatnya berhubungan dengan sifat-sifat pribadi dan sosial.Dr. Fenti Hikmawati mengatakan didalam bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling, setidaknya ada sebelas tujuan dai Bimbingan dan konseling yang bersifat pribadi-sosial.
a.       Memiliki sifat terhadap umat agama lain, sehingga bisa memelihara hak dan kewajiban agamanya masing-masing.
b.      Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah) , serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
c.       Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif , baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik pisik maupun psikis.
d.      Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri maupun orang lain.
e.       Memiliki kemampuan untuk melakukan pemilihan secara sehat.
f.       Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
g.      Memiliki rasa tanggung jawab, sehingga dapat mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik.
h.      Memiliki sifat berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk persahabatanserta silaturahmi dengan sesama manusia.
i.        Memiliki kemampun menyekesaikan konflik (masalah) baik yang bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
j.        Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.[9]






2.        Tujuan Bimbingan konseling yang Terkait dengan Aspek Akademik/Belajar

Didalam aspek akademik ini biasanya hanya terkait dengan pelajar atau sekolah. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kita akan membahas tentang program pendidikan di sekolah,yang biasanya mempunyai layanan yang ditujukan kepada para siswa, dengan harapan dengan adanya bimbingan dan konseling ini akan menciptakan siswa-siswa yang berkompitendi bidangnya masing-masing. Secara garis besar layanan bimbingan dan konseling di sekolah dibedakan menjadi empat tujuan. Yang pertama tujuan program bimbingan bagi murid secara umum, yang kedua tujuan program bimbingan bagi murid secara khusus, yang ketiga tujuan program bimbingan dari segisekolah khusus pada proyek-proyek sekolah pembangunan,yang keempat tujuan program bimbingan dari segi sekolah khusus ke jurusan.[10]
Berikut ini kami akan mengulas lebih rinci mengenai tujuan-tujuan tersebut.
1. Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Program pendidikan
a. Membantu para siswa untuk lebih mengenal sekolahnya, sehingga ia mersakan sekolahny seperti dirumahnya sendiri dan ia dapat memilih berbagai program , kursus, kegitan ko-kurikuler dan sebagainya sehingga ia memperoleh posisi yang menguntungkan sebagai mahasiswa.
b.Membantu dan memberikan semangat kepada siswa untuk memilih dan menentukan lapangan studi, sehingga ia mempunyai tujuan –tujuan yang berarti harus diusahakan melalui kegiatan-kegiatan dan arah usahanya.
c.    Membantu siswa dalam menentukan, mengukur dan memahami kemampuan-kemampuan, bakat-bakat, minat-minat, serta kelemahan yang dimilikinya, sehingga ia dapat menggunakan kesempatan yang ada dan merencanakan secara bijaksana untuk masa dapannya.

d.   Membantu siswa untuk lebih mengenal lingkungan di sekitarnya terutama mengenai lapangan kerja, jabatan, lapangan pendidikan serta persyaratan-persyaratan untuk memasukinya.

e.    Menampakkan penghargaan terhadap kepentingan orang lain dan harga diri orang lain.[11]

2.        Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Murid Secara Khusus

a.       Membantu siswa dalam mengenal situasi dan potensi dirinya sendiri
b.      Membantu siswa untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
c.       Membantu siswa untuk memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dann orang lain.[12]
3.        Tujuan program bimbingan dari segi sekolah khusus pada proyek-proyek sekolah pembangunan.

a.       Membantu siswa agar dapat membuat pilihan pendidikan dan jabatan secara seksama.
b.      Dengan adanya bimbingan dan konseling siswa dapat melalui tahap-tahap tansisi dari dunia sekolah ke dunia kerja dengan baik.
c.       Membantu siswa agar memperoleh penyesuaian kepribadian yang lebih baik.
d.      Membatu siswa agar memperoleh penyesuain diri dengan baik dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.[13]
4.        Tujuan program bimbingan dari segi sekolah khusus kejurusan
     Didalam Kurikulum Menengah Kejurusan (1976), buku III D,disana dijelaskan megenai tujuan progaram bimbingan di sekolah kejurusan, setidaknya ada lima tujuan mengenai tujuan dari bimbingan dan konseling dari segi sekolah khusus kejurusan.
a.     Membantu setiap siswa untuk memilih prodi-prodi di sekolah dengan baik.
b.    Membantu setiap individu memperoleh penyesuain yang bai.
c.     Menjadikan anak didik lebih maju di setiap tahap-tahap pendidikan di sekolah.
d.    Membantu sanak didik mengembangkan kecakapan dan kesanggupan kerja secara maksimal.
e.     Membantu siswa dalam memilih pekerjaan dengan baik dan memasuki dunia kerja.[14]

3.        Tujuan Bimbingan Konseling Yang Terkait Dengan Karier

Setelah kita mengetahui apa tujuan dari aspek pribadi dan akademik,  maka kita akan melangkah pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu membahas mengenai  hal-hal yang bersankutan dengan karier. Banyak orang yang bertanya, apa tujuannya bimbingan dan konseling dengan kariernya seseorang, pertanyaan seperti itu hal yang wajar terjadi diantara manusia. Karena setiap manusia sudah di beri Allah sifat ingin tau yang sangat besar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izin kami membahas beberapa tujuan mengenai tujuan dari bimbingan dan konseling pada sebuah karier yang di capai oleh seseorang.
a.       Memiliki pemahaman dirl (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
b.      Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang kematangan kompetensi karier.
c.       Memiliki kemauan untuk bekerja dalam bidang apapun, selagi itu halal.dan bermakna bagi dirinya. Sehingga tidak ada perasaan untuk merasa rendah diri terhadap sebuah pekerjaan.
d.      Memliki kemampuan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya, sehingga dia dapat menguasai keahlian tersebut.
e.       Memiliki kemampuan untuk merancang masa depan.
f.       Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang ulama’  maka senantiasa ia mengarahkan dirinya pada kegiatan-kegiatan tersebut.
g.      Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan karier, yang sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.[15]

3.       Klarifikasi Tujuan Bimbingan dan Konseling

            Konselor adalah seseorang yang meberikan pertolongan atau bantuan  pada seseorang yang sedang menghadapi masalah (klien) dan seseorang tersebut berusaha memberikan jembatan antara pihak yang bermasalh, sehingga masalahnya dapat diselesaikan dengan cara yang baik. Sedangakan klien adalah seseorang yang terdiri dari dua kelompok atau lebih, yang sedang mengalami ketidak cocokan atau masalah dan mereka bersepakat untuk meminta bantuan dari seorang konselor guna menangani masalah tersebut.
 Adapun persamaan tujuan antara klien dan konselor adalah;
1.        Agar tercapainya hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih.
2.        Memberikan kepokusan kepada perubahan  kondisi, yang awalnya kondisi  awal menjadi kondisi baru dalam hubungan antara pihak-pihak yang bermasalah.


















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Dari sekian banyak pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwasanya asumsi bimbingan dan konseling ada 5 yaitu, klien adalah orang yang normal, berfokus pada masa depan, konselor bukan figur yang esensial, konselor secara moral tidak netral, dan onselor focus pada perubahan.
Adapun fungsi bimbingan dan konseling secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu fungsi Pencegahan (preventif), fungsi Penyempurnaan, dan fungsi Penyaluran (distributive).
Secara umum tujuannya pun dibagi menjadi dua yaitu, tujuan secara global (umum) dan secara terperinci. Dan secara khusus, tujuannya dibagi menjadi tiga yaitu, membantu individu untuk memahami dirinya, membantu individu untuk mengatasi masalahnya, dan membantu individu untuk memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik.
           

SARAN
            Kami mengharapkan kepada para pembaca agar dapat memaklumi kesalahan dan kekurangan yang banyak terjadi pada karya kami ini. Kami juga berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat.
Sekian.
           











DAFTAR PUSTAKA

Aswadi. 2009. Iyadah dan Ta’ziyah perspektif Bimbingan Konseling Islam.Surabaya:     Dakwah Digital Press.                 
Aqib, Zainal. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : YRAMA    Widya.
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Bimbingan Konseling. Yogyakarta : Araska.
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling edisi revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Latipun. 2005. Psikologi Konseling. Malang : UMM Press.
Mappiare, Andi. 2010.  Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT Raja Grafindo  Persada.
Mappiare, Andi. t.t. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya : Usaha Nasional.
Salahuddin, Anas. 2010.  Bimbingan dan Konseling. Bandung : CV Pustaka Setia.
Sukardi, Dewa Ketut. t.t. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya :    Usaha Nasional.
Tim PPL BKI UIN Sunan Ampel. t.t. Buku Panduan Bimbingan Konseling Islam.











[1] Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM Press) hal.17-18
[2] Tim PPL BKI UIN Sunan Ampel Surabaya, Buku Panduan Bimbingan Konseling Islam(Surabaya : t.p.), hal. 6
[3] .Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya : Usaha Nasional), hal. 82
[4]Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah (Surabaya : Usaha Nasional), hal 214
[5]Nidya Damayanti, Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling (Yogyakarta: Araska, 2012) hal. 9
[6]Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta : RajaGrafindo Persada,2010), hal.65
[7]Andi Mappiare, Konseling dan Psikoterapi (Jakarta : RajaGrafindo Persada,2010), hal.46
[8]Aswadi, Iyadah Ta’ziyah (Gresik : PP Darutaqwa,2009), hal.13-14
[9]Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,2010), hal.67-68
[10]Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Surabaya, Usaha Nasional,Tpth), hal.203
[11]Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya, Usaha Nasional,tpth) hal. 83-84
[12]Aswadi, Iyadah Ta’ziyah (Surabaya, Dakwah Digital Press, 2009) hal. 14
[13]Aqib Zainal, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Surabaya,Yrama Widya,2012), hal.33
[14] Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Surabaya, Usaha Nasional,1984), hal.209

[15]Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,2010), hal.69-70

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home