MAKALAH Prinsip, Landasan, Asas Bimbingan dan Konseling
MAKALAH
Prinsip,
Landasan, Asas Bimbingan dan Konseling
Disusun untuk memenuhi tugas makalah
‘’Pengantar Bimbingan dan Konseling’’
Dosen pembimbing :
Dra.Ragwan Al-Baar, M.fill.L
Oleh :
Ahmad Jadulhaq H (B53214012)
Fiska Emila (B53214016)
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
AMPEL 2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah,
puji dan rasa syukur mendalam kehadirat Allah SWT, dengan semua rahmat dan
nikmat yang di berikan sehingga Insyaallah
buku ini bisa selesai dan tersusun sebagaimna mestinya. Shalawat dan salam
senantiasa penulis haturkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW , karena semangat dakwah beliau lah sehingga
sampai saat ini semua manusia terkhusus umat muslim dari berbagai daerah di
seluruh dunia bisa merasakan dampak positif dari ajaran- ajaran yang telah
disampaikan serta dapat mengamalkan sunnah-sunnahnya.
Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan buku ini diantaranya untuk membantu pembaca
dalam memahami dan mengetahui lebih jelas mengenai berbagai macam
prinsip-prinsip dasar, asas, dan
unsur-unsur yang terdapat dalam Bimbingan Konseling Islam.
Dengan
penuh kesadaran dan kekhilafan bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, dengan
itu tentunya penulis sadar. Olehnya demi mendapatkan hasil yang paling baik,
maka Penulis berharap kritik dan saran dari pembaca, juga melalui kesempatan yang lebih banyak
lagi mudah-mudahan penulis dapat melakukan revisi dalam perbaikan dan
penyusunan kembali buku ini agar dapat di sajikan dalam bentuk yang lebih
sempurna
Terimakasih
Surabaya,10 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DATAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A.
LATAR BELAKANG.......................................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 1
C.
TUJUAN............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A.
PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING.................................................... 2
B.
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING............................................ 3
C.
ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING......................................................... 6
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 9
A.
KESIMPULAN.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bimbingan
dan Konseling bisa diartikan sebagai suatu proses untuk membantu memahami diri
dan dunianya. Suatu poses interaksi antara konselor dan konselee untuk membantu
mencapai tujuan serta membimbing dalam sebuah masalah yang dihadapi. Dewasa ini peran bimbingan dan konseling sangat
banyak dibutuhkan, terlebih semakin modernnya dunia ini banyak pula
konflik-konflik yang timbul dari individu di muka bumi ini.
Dalam
memahami tentang apa itu bimbingan dan konseing tidak cukup terbatas pada pengetiannya
saja, melainkan kita juga harus mengerti apa itu prinsip-prinsip, landasan, dan
asas bimbingan dan konseling, agar dalam melakukan suatu bimbingan dan
konseling kita sudah paham betul mengenai prinsip, landasan, dan asas yang
tecakup di dalamnya.
Dari
latar belakang di atas maka penulis mengambil sebuah judul yaitu “Prinsip,
Landasan , Asas-Asas Bimbingan dan Konseling”.
B.
Rumusan
masalah
Dari judul di atas maka
rumusan masalah dapat dikemukakan:
1. Prinsip-prinsip
apa saja yang terdapat dalam bimbingan dan konseling itu?
2. Apa
hakikat landasan dalam bimbingan dan konseling serta apa saja macamnya?
3. Apa
pengertian Asas bimbingan dan konseling serta apa saja macamnya?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
2. Untuk
mengetahui landasan bimbingan dan konseling
3. Untuk
mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling
D.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip
Bimbingan dan Konseling
Prinsip
merupakan hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses bimbingan dan konseling.[1] Setelah
memahami pengertian bimbingan dan konseling, maka penting dan perlu dipahami
pula mengenai pinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling. Pada dasarnya, situasi bimbingan merupakan situasi menolong atau merupakan
suatu ‘helping relationship’, maka keberhasilan kegiatan membimbing akan
dipengaruhi oleh sifat hubungan antara ‘yang dibimbing’ dan ‘yang membimbing’[2].
Prinsip-prinsip
yang akan dibahas ditinjau dari prinsip secara umum dan khusus. Prinsip secara
khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan,
prinsip yang berkenaan dengan pemasalahan
individu, pogram layanan, dan pelaksanaan layanan.
1.
Prinsip-prinsip
umum[3]
a. Sikap
dan tingkah laku individu tebentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan
rumit.
b. Perlu
dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang
dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
c. Bimbingan
harus berpusat pada individu yang dibimbing.
d. Masalah
yang tidak bisa diselesaikan harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang melakukannya.
e. Bimbingan
dimulai dengan
identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
f. Bimbingan
harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
g. Pelaksanaan
program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta
dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang tersedia.
h. Terharap
program bimbingan harus senantiasa diadakan penelitian teratur untuk mengetahui sampai di
mana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan
rencana yang dirumuskan terdahulu.
2.
Prinsip-prinsip
khusus[4]
a. Berkenaan
dengan sasaran layanan:
1)
Bimbingan
konseling melayani semuai individu
tanpa memandang umur, gender, suku, agama, status sosial dan ekonomi..
2) Berkaitan
dengan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3) Mempehatikan
sepenuhnya tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu.
4) Memberikan
perhatian utama pada perbedaan individual.
b. Berkenaan
dengan permasalahan individu:
1) Bimbingan
dan konseling berurusan dengan hal-halyang menyangkut kondisi mental / fisik
individu.
2) Kesenjangan
sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah.
c. Berkenaan
dengan program layanan:
1) Disesuaikan
dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2) Harus
fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3) Disusun
secara berkelanjutan.
4) Penilaian
yang teratu dan terarah.
d. Berkenaan
dengan pelaksanaan pelayanan:
1) Diarahkan
untuk pengembangan individu.
2) Keputusan
diambil oeh individu itu sendiri bukan pembimbing.
3) Permasalahan
individu ditangani oleh tenaga ahli.
4) Pengembangan
program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal.
B.
Landasan Bimbingan dan Konseling
Akhir-akhir
ini, berbagai kesalahkaprahan dan banyaknya kasus-kasus malpraktik yang terjadi
dalam layanan Bimbingan Konseling,
itu semua membuat adanya berbagai pihak masyarakat yang
beranggapan bahwa Bimbingan dan Konseling
hanya sebagai ‘’polisi sekolah’’, atau berbagai persepsi lainnya yang
keliru tentang layanan Bimbingan dan Konseling. Sangat memungkinkan memiliki
keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan para konselor tentang
landasan-landasan
yang ada dalam Bimbingan Konseling itu sendiri. Dengan
kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara asal-asalan dilakukan
tanpa membangun sesuai landasan yang sebenarnya.
Oleh karena itu, dalam upaya penanggulangan
dan perbaikan atas nama bimbingan konseling , perlu adanya pemahaman yang lebih
tentang landasan bimbingan konseling
khususnya bagi para konselor. Melalui
tulisan ini akan dipaparkan tentang beberapa landasan yang menjadi pilar pijakan dalam setiap gerak
langkah konselor.[5]
Dalam
bimbingan konseling, landasan pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana
utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah
bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan pondasi yang
kuat dan tahan lama. Apabila
bangunan tersebut tidak memiliki pondasi yang kuat dan kokoh, maka bangunan itu
akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian
pula dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh pondasi
atau landasan yang kokoh maka akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan
bimbingan dan konseling itu sendiri, dan yang menjadi taruhannya adalah
individu yang dilayani (klien). Secara
teoretik , berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat
tiga aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling,
yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan social budaya.
Selanjutnya dibawah ini akan di jelaskan dan digambarkan secara sederhana dari
masing-masing landasan Bimbingan dan Konseling tersebut :
1.
Landasan
Filosofis[6]
Landasan
Filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan
konseling yang lebih bisa dipertanggung jawabkan secara logis, etis maupun
estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan
dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang:
apakah manusia itu? untuk menemukan jawaban atas pertanyaan fiosofis tersebut,
tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada , mulai
dari filsafat klasik,
sampai dengan filsafat modern dan bahkan ilsafat post- modern. Dari berbagai
aliran filsafat yang ada,
para
penulis barat telah menggambarkan tentang hakikat manusia , diantaranya Viktor E.Frankl [7] :
a. Manusia
adalah mahluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk
meningkatkan perkembangan dirinya
b. Manusia
dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha
memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.
c. Manusia
dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk, serta hidup untuk terus
berarti dan berupaya agar dapat mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau
setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
d. Manusia
pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun manusia
berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk
melakukan sesuatu.
e. Manusia
adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
Dengan memahami hakikat manusia
tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang
dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi
dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok
utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
2.
Landasan Psikologis[8]
Landasan
psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran
layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling , beberapa kajian
psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a). motif dan
motivasi, (b).pembawaan, (c). perkembangan individu, (d). belajar, dan (e).
kepribadian.
a. Motif
dan Motivasi
Motif
dan Motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berprilaku positif, baik motif primer yaitu motif
yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia
lahir, seperti;
lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil
belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu
dan sejenisnya. Pada dasarnya
tidak ada tingkah laku tanpa motif, artinya tingkah laku individu itu bermotif,
karenanya konselor perlu memahami motif klien dalam bertingkah laku.[9]
b. Pembawaan
dan lingkungan
Pembawaan
dan lingkungan adalah semua yang berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk
dan mempengaruhi periaku individu.
c. Perkembangan
individu
Perkembangan
individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu sejak masa
konsepsi (pranatal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan
psikomotrik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
d. Belajar
Merupakan
salah satu konsep yang paling dasar dalam psikologi. Manusia belajar untuk
hidup.
e. Kepribadian
“Kepribadian
adalah oganisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan cara yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya”.
Setiap orang pada dasarnya
merupakan produk lingkungan sosial-budaya yang dimana ia hidup. Mulai dari
lahirnya sudah dididik dan dibelajarkan
untuk mengembangkan pola-pola
perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada disekitarnya.Kegagalan
dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari
lingkungannya. lingkungan
sosia-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda
sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan
kepribadian individu yang bersangkutan.Namun jika perbedaan dalam sosial-budaya
ini tidak ‘’dijembatangi’’, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal
maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses
perkembangan pribadi dan perilaku individu yang bersangkutan dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya.
Arus modernisasi
disamping berdampak positif, seperti diperolehnya kemudahan dalam bidang
komunikasi dan transportasi.Disisi lain ternyata telah melahirkan dampak yang
kurang menguntungkan, yaitu dengan meggejalanya berbagai problema yang semakin
kompleks, baik yang bersifat personal naupun sosial[11]. Oleh
karena itu, diharapkan manusia modern jangan sampai terperdaya oleh produk
pemikirannya sendiri karena tidak mampunya mengontrol dampak negatif, seperti
rusaknya lingkungan (banjir, longsor, polusi udara, dan tercemarnya air) yang
memporak-porandakan kenyamanan hidupnya sendiri.
4.
Landasan
Religius
Landasan religius
bagi bimbingan bimbingan dan konseling
perlu ditekankan 3 hal pokok, yaitu :
a. Keyakinan
bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan
b. Sikap
yang mendorong perkembangan dan perkehidupan manusia berjalan kea rah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan
c. Upaya
yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan
beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan maalah individu.
5.
Landasan
Ilmiah Teknologis
Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki
dasar-dasar keilmuan
a. Keilmuan
Bimbingan dan Konseling
Ilmu
bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan
konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu
yang lain, ilmu bimbingan konseling mempunyai objek kajiannya sendiri, metode
penggalian yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.
b. Peran
Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Salah
satu ilmu dan perangkat teknologi yang berkembang dewasa ini, yaitu computer
dimanfaatkan pula dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Sejak tahun 1980-an
peranan computer telah banyak dikembangkan. Bidanng yang banyak memanfaatkan
computer adalah bimbingan dibidang karir dan bimbingan atau konselor
pendidikan.
c. Pengembangan
Bimbingan dan Konseling Melalui Penelitian
Penelitian
adalah jiwa dari perkembangan ilmu teknologi. Apabila pelayanan bimbingan dan
konseling diinginkan untuk berkembang dan maju, maka penelitian tentang
bimbingan dan konseling dalam berbagai bentuk penelitian dan aspek yang
diteliti harus terus menerus dilakukan. Tanpa penelitian pertumbuhan pelayanan
bimbingan dan konseling akan mandul dan steril.
6.
Landasan
Pedagosis
Pada bagian ini
pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan konselingdari tiga
segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan
merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti proses
bimbingan dan konseling, dan pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan
pelayanan bimbingan dan konseling.
C. Asas Dasar
Bimbingan dan Konseling
Pengambilan
istilah asas dasar bimbingan merujuk pada sejumlah landasan umum yang harus
diikuti bagi penyelenggara bimbingan. Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan
sebagai jiwa dan napas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling[12].
Sebagian besar dari asas-asas dasar bimbingan dan konseling merupakan
perwujudan dari pandangan terhadap psikologis manusia, khususnya klien sebagai individu yang dibimbing.
Asas lainnya adalah bersangkutan dengan penyelenggaraan dan dinamika kerja
bimbingan. Seirama dengan itu, maka disajikan asas-asas dasar bimbingan
konseling yang berhubungan dengan
individu, serta asas-asas yang menyangkut dengan pekerjaan seorang konselor.
1.
Asas yang
berhubungan dengan individu (klien)
Setiap
orang yang akan diberi bimbingan tentu mempunyai berbagai macam kebutuhan dalam
kesehariannya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Sebagian besar dari
tingkah lakunya harus di artikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan karna
jika kebutuhan tidak dapat terpenuhi bisa
memungkinkan timbulnya kekecewaan besar dalam diri seorang klien, dan dalam
keadaan seperti inilah peranan seorang pembimbing (konselor) sangat dibutuhkan.
‘’Pembimbing dalam pendekatannya bersifat tut
wuri handayani’’.[13]
Karena seorang klien berada dalam lingkungan hidup yang semakin kompleks maka
setiap individu (klien) pasti akan mengalami masalah-masalah dan tidak jarang
masalah yang dihadapi itu cukup serius. Dari itu maka seorang pembimbing harus
selalu siap membantu para klien dalam mencari solusi-solusi masalahnya baik di
tengah-tengah masyarakat maupun disatu lembaga/instansi tertentu, berikut ini
beberapa ‘’dasar-dasar pelaksanaan bimbingan karir, diantaranya’’[14] :
a.Sebagian besar
hidup manusia berlangsung dalam dunia kerja.
b.Keperluan
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
c.kemampuan
manusia berfikir rasional
d.Niai
dan norma yang tercakup dalam falsafah pancasila
e.Nilai-nilai
martabat manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat’’.
Beberapa
dasar diatas merupakan landasan seorang pelaksana bimbingan karir disatu
lembaga.Namun karena masih ada beberapa keterbatasan, seorang pembimbing tidak
selalu berhasil membantu klien dalam
mengatasi masalah-masalahnya. Bimbingan membantu kliennya dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalahnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya, memaksimalkan
dorongan yang ada kepada seorang individu (klien) yang bersangkutan.
1. Asas
yang Berhubungan dengan Pekerjaan Bimbingan[15]
a. Pekerjaan
bimbingan berlangsung
dalam situasi hubungan antara pembimbing dan orang yang dibimbing. Kunci
keberhasilan bimbingan dan konseling itu terletak pada bagaimana hubungan itu
diciptakan. Pada dasarnya, situasi hubingan itu harus penuh pengertian, hangat,
percaya mempercayai, tidak mengandung ancaman, dan permisif, agar klien merasa
bebas mengutarakan perasaan-perasaannya dan sikap-sikapnya.
b. Penyelenggara
bimbingan memerlukan kerahasiaan.
Dalam
usaha bimbingan perlu
tertanam rasa percaya mempecyai. Untuk itu sipembimbing perlu menjaga
kerahasiaan si terbimbing, agar si konselee atau klien menaruh kepercayaan pada
konselor. Data atau informasi tentang klien harus dirahasiakan benar-benar, dan
penyampaian inormasi kepada pihak lain harus seijin si klien. Apabia si klien
kurang percaya dengan konselor maka proses konseling akan terhambat.
Sebaliknya, adanya kepercayaan akan memperlancar usaha-usaha bimbingan untuk
mencapai hasilnya.
c. Penyelenggara
bimbingan memerlukan pendekatan bersama
Pendekatan
dengan pihak lain dimaksudkan karena klien mempunyai masalah yang besifat
kompleks, bersegi banyak, sehingga pemecahannya harus menyeluruh. Banyak pihak
yang harus dilibatkan agar terdapat pencapaian maksimal.
Asas Bimbingan dan Konseling[16]:
a. Asas
Rahasia
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan tentang klien yang menjadi sasaran layanan[17].
b. Asas
Sukarela
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kereaan klien untuk
melakukan kegiatan yang diperlukan baginya.
c. Asas
Terbuka
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menghendaki agar klien bersiat tebuka dalam
memberi keterangan tentang dirinya
d. Asas
Kegiatan
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menghendaki agar klien berpartisipasi secara
aktif
e. Asas
Kini
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan
dan konseling ialah permasalahan dalam kondisinya sekarang.
f. Asas
Dinamis
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap klien
bersifat maju, tidak monoton dan berkembang.
g. Asas
Terpadu
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menghendaki kerja sama antara klien dan
pembimbing. Berusaha
memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing[18]
h. Asas
Harmonis
Yaitu
asas bimbingan konseling yang menghendaki agar isi layanan berdasarkan pada
niai dan norma yang berlaku.
i.
Asas Ahli
Yaitu
asas bimbingan konseling yang bedasarkan kaidah-kaidah proesional.
j.
Asas Mandiri
Yaitu
klien sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya.
k. Asas
Alih Tangan Kasus
Yaitu
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas mengalih tangankan pada pihak
yang lebih ahli.
l.
Asas Tut Wuri
Handayani
Yaitu
asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelaksanaan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi
(memberikan rasa aman), memberikan keteladanan, memberikan rangsangan dan
dorongan untuk maju.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berbagai landasan, asas, dan prinsip dalam bimbingan
konseling telah diperoleh dari berbagai referensi yang disatukan menjadi satu
pembahsan yang padu,untuk kemudian dijadikan makalah. Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling
terdapat prinsip, landasan dan asas yang mesti dan mutlak diketahui serta
difahami oleh pembimbing (konselor) agar dalam melakukan praktek tidak terjadi
kesalahkaprahan kepada klien yang dibimbing, banyak macam atau pembagian yang
ada dalam pembahasan prinsip, landasan, dan asas tersebut. Jadi sebagai calon
konselor yang baik, maka penting bagi kita mempeajari dan mengetahui dasar-dasar
tentang prinsip, landasan dan asas bimbingan konseling itu, agar dalam melakukan
pembelajaran dikelas nantinya kita sudah bisa menangkap sedikitnya apa yang
dibahas dan dipaparkan oleh guru dosen masing-masing, sehingga ketika turun
kelapangan dan melakukan konseling layaknya seorang konselor kita sudah
menguasai dan paham betul tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh klien,
terutama dalam mengenai asas, prinsip, dan landasan yang telah kita pelajari dari
awal menjadi calon konselor hingga kelak menjadi seorang professional dalam
bidang konseling itu sendiri, serta tidak ada penyalah gunaan dalam praktik dan
proses konseling yang dapat mengakibatkan dampak negatif kesemua objek yang
bersangkutan, baik bagi seorang klien maupun pribadi konselor.
DAFTAR
PUSTAKA
Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung:
Yrama Widya, 2012.
Damayanti,
Nidya. Buku pintar Panduan Bimbingan dan
Konseling.Yogyakarta: Araska, Pinang Merah Residence kav.14,
2012.
Kusmawati,
Nila, Proses Bimbingan dan Konseling diSekolah. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Loekmono,
Lobby. Bimbingan pengetian dan skopa, Salatiga:
Pusat Pengembangan Universitas Satya Wacana, 1983.
Mappiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Surabaya: Usaha
nasional,
tt.
Salahudin, Anas, Bimbingan
dan konseling,
Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Sukardi, Dewa Ketut. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuuhan di
Sekolah, Surabaya: Usaha Nasiona, tt.
Sukardi,
Dewa Ketut. Proses Bimbingan dan Konseling diSekolah, Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
Sukardi,
Dewa Ketut. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan
konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka cipta, 2008.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling di Sekolah,, Yogyakarta:
Andi Offset,
2004.
Yusuf, Syamsu,
dkk, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012.
[1]
Bima Walgito, Bimbingan & Konseling
di Sekolah (Yogyakarta:Andi Offset, 2004) hal.28
[2] Lobby Loekmono, dkk, Bimbingan
Pengertian dan Skopa(Salatiga: Pusat Bimbingan, Universitas Satya Wacana, 1982)
hal.9
[3]Dewa
Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: rineka Cipta, 2008)
cet 2 hal.39
[4]
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: rineka Cipta, 2008)
cet 2 hal.40
[5]
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan
Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 16.
[6]
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan
Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 17
[7] Syamsu Yusuf, dkk, Landasan Bimbingan
dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hal 108
[8] Zainal
Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di
sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 17-18
[9] Syamsu Yusuf, dkk, Landasan Bimbingan
dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012) hal 158
[10]
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan
Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 19
[11] Syamsu Yusuf, dkk, Landasan Bimbingan
dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hal 117
[12] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling
(Bandung: Pustaka Setia, 2010) hal 40
[13]
Andi Mappiare, Pengantar bimbingan dan
konseling di sekolah (Surabaya : ‘’Usaha Nasional’’, tt), hal 176
[14]
Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan
dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya : ‘’Usaha Nasional’’, tt) hal 31-32
[15]
Andi Mappiare, Pengantar bimbingan dan
konseling di sekolah (Surabaya : ‘’Usaha Nasional’’, tt), 176-177
[16]
Syamsu Yusuf, A. Juntika Nurihsan, Landasan
Bimbingan & Konseling. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012) cet-7 hal
22-24
[17] Nidya Damayanti, Buku Pintar Panduan
Bimbingan Konseling. (Yogyakarta: Araska Pinang Merah Residence kav.14,
2012) hal 15
[18] Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan
Konseling diSekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal 19
1 Comments:
izin copas bang buat bahan kuliah kami
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home