Monday 25 April 2016

MAKALAH Prinsip, Landasan, Asas Bimbingan dan Konseling



MAKALAH
Prinsip, Landasan, Asas Bimbingan dan Konseling

Disusun untuk memenuhi tugas makalah

‘’Pengantar Bimbingan dan Konseling’’


Dosen pembimbing :
Dra.Ragwan Al-Baar, M.fill.L
Oleh :
Ahmad Jadulhaq H                               (B53214012)
Fiska Emila                                           (B53214016)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL 2014


KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji dan rasa syukur mendalam kehadirat Allah SWT, dengan semua rahmat dan nikmat yang di berikan sehingga Insyaallah buku ini bisa selesai dan tersusun sebagaimna mestinya. Shalawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada  junjungan Nabi Muhammad SAW , karena semangat dakwah beliau lah sehingga sampai saat ini semua manusia terkhusus umat muslim dari berbagai daerah di seluruh dunia bisa merasakan dampak positif dari ajaran- ajaran yang telah disampaikan serta dapat mengamalkan sunnah-sunnahnya.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan buku ini diantaranya untuk membantu pembaca dalam memahami dan mengetahui lebih jelas mengenai berbagai macam prinsip-prinsip  dasar, asas, dan unsur-unsur yang terdapat dalam Bimbingan Konseling Islam.
Dengan penuh kesadaran dan kekhilafan bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, dengan itu tentunya penulis sadar. Olehnya demi mendapatkan hasil yang paling baik, maka Penulis berharap kritik dan saran dari pembaca,  juga melalui kesempatan yang lebih banyak lagi mudah-mudahan penulis dapat melakukan revisi dalam perbaikan dan penyusunan kembali buku ini agar dapat di sajikan dalam bentuk yang lebih sempurna


Terimakasih


          Surabaya,10 September 2014

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DATAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A.    LATAR BELAKANG.......................................................................................... 1
B.     RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 1
C.     TUJUAN............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A.    PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING.................................................... 2
B.     LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING............................................ 3
C.     ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING......................................................... 6
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 9
A.    KESIMPULAN.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang

Bimbingan dan Konseling bisa diartikan sebagai suatu proses untuk membantu memahami diri dan dunianya. Suatu poses interaksi antara konselor dan konselee untuk membantu mencapai tujuan serta membimbing dalam sebuah masalah yang dihadapi. Dewasa  ini peran bimbingan dan konseling sangat banyak dibutuhkan, terlebih semakin modernnya dunia ini banyak pula konflik-konflik yang timbul dari individu di muka bumi ini.
Dalam memahami tentang apa itu bimbingan dan konseing tidak cukup terbatas pada pengetiannya saja, melainkan kita juga harus mengerti apa itu prinsip-prinsip, landasan, dan asas bimbingan dan konseling, agar dalam melakukan suatu bimbingan dan konseling kita sudah paham betul mengenai prinsip, landasan, dan asas yang tecakup di dalamnya.
Dari latar belakang di atas maka penulis mengambil sebuah judul yaitu “Prinsip, Landasan , Asas-Asas Bimbingan dan Konseling”.

B.    Rumusan masalah
Dari judul di atas maka rumusan masalah dapat dikemukakan:
1.      Prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam bimbingan dan konseling itu?
2.      Apa hakikat landasan dalam bimbingan dan konseling serta apa saja macamnya?
3.      Apa pengertian Asas bimbingan dan konseling serta apa saja macamnya?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
2.      Untuk mengetahui landasan bimbingan dan konseling
3.      Untuk mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling

D.                        
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip merupakan hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses bimbingan dan konseling.[1] Setelah memahami pengertian bimbingan dan konseling, maka penting dan perlu dipahami pula mengenai pinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling. Pada dasarnya, situasi bimbingan merupakan situasi menolong atau merupakan suatu ‘helping relationship’, maka keberhasilan kegiatan membimbing akan dipengaruhi oleh sifat hubungan antara ‘yang dibimbing’ dan ‘yang membimbing’[2].
Prinsip-prinsip yang akan dibahas ditinjau dari prinsip secara umum dan khusus. Prinsip secara khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip yang berkenaan dengan pemasalahan individu, pogram layanan, dan pelaksanaan layanan.
1.       Prinsip-prinsip umum[3]
a.       Sikap dan tingkah laku individu tebentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit.
b.      Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
c.       Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
d.      Masalah yang tidak bisa diselesaikan harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
e.       Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
f.       Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
g.      Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang tersedia.
h.      Terharap program bimbingan harus senantiasa diadakan penelitian teratur untuk mengetahui sampai di mana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.

2.     Prinsip-prinsip khusus[4]
a.       Berkenaan dengan sasaran layanan:
1)      Bimbingan konseling melayani semuai individu tanpa memandang umur, gender, suku, agama, status sosial dan ekonomi..
2)      Berkaitan dengan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3)      Mempehatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
4)      Memberikan perhatian utama pada perbedaan individual.
b.      Berkenaan dengan permasalahan individu:
1)      Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-halyang menyangkut kondisi mental / fisik individu.
2)      Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah.
c.       Berkenaan dengan program layanan:
1)      Disesuaikan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2)      Harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3)      Disusun secara berkelanjutan.
4)      Penilaian yang teratu dan terarah.
d.      Berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan:
1)      Diarahkan untuk pengembangan individu.
2)      Keputusan diambil oeh individu itu sendiri bukan pembimbing.
3)      Permasalahan individu ditangani oleh tenaga ahli.
4)      Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal.
B.     Landasan Bimbingan dan Konseling
Akhir-akhir ini, berbagai kesalahkaprahan dan banyaknya kasus-kasus malpraktik yang terjadi dalam layanan Bimbingan Konseling, itu semua membuat adanya berbagai pihak masyarakat yang beranggapan bahwa Bimbingan dan Konseling  hanya sebagai ‘’polisi sekolah’’, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan Bimbingan dan Konseling. Sangat memungkinkan memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan para konselor tentang landasan-landasan yang ada dalam Bimbingan Konseling itu sendiri. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara asal-asalan dilakukan tanpa membangun sesuai landasan yang sebenarnya.
 Oleh karena itu, dalam upaya penanggulangan dan perbaikan atas nama bimbingan konseling , perlu adanya pemahaman yang lebih tentang landasan bimbingan  konseling khususnya bagi para konselor. Melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang beberapa landasan  yang menjadi pilar pijakan dalam setiap gerak langkah konselor.[5]
Dalam bimbingan konseling, landasan pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan pondasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki pondasi yang kuat dan kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh pondasi atau landasan yang kokoh maka akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri, dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayani  (klien). Secara teoretik , berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat tiga aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan social budaya. Selanjutnya dibawah ini akan di jelaskan dan digambarkan secara sederhana dari masing-masing landasan Bimbingan dan Konseling tersebut :


1.    Landasan Filosofis[6]
          Landasan Filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggung jawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang: apakah manusia itu? untuk menemukan jawaban atas pertanyaan fiosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada , mulai dari filsafat klasik, sampai dengan filsafat modern dan bahkan ilsafat post- modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis barat telah menggambarkan tentang hakikat manusia , diantaranya Viktor E.Frankl  [7] :
a.       Manusia adalah mahluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya
b.      Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.
c.       Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk, serta hidup untuk terus berarti dan berupaya agar dapat mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
d.      Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
e.       Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.

            Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.




2.     Landasan Psikologis[8]
             Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor  tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling , beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a). motif dan motivasi, (b).pembawaan, (c). perkembangan individu, (d). belajar, dan (e). kepribadian.
a.       Motif dan Motivasi
Motif dan Motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berprilaku positif, baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti; lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya. Pada dasarnya tidak ada tingkah laku tanpa motif, artinya tingkah laku individu itu bermotif, karenanya konselor perlu memahami motif klien dalam bertingkah laku.[9]
b.      Pembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungan adalah semua yang berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi periaku individu.
c.       Perkembangan individu
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu sejak masa konsepsi (pranatal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotrik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
d.      Belajar
Merupakan salah satu konsep yang paling dasar dalam psikologi. Manusia belajar untuk hidup.
e.       Kepribadian
“Kepribadian adalah oganisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan cara yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya”.
3.    Landasan Sosial-Budaya[10]
             Setiap orang pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya yang dimana ia hidup. Mulai dari lahirnya sudah dididik  dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada disekitarnya.Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. lingkungan sosia-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan.Namun jika perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak ‘’dijembatangi’’, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang bersangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
             Arus modernisasi disamping berdampak positif, seperti diperolehnya kemudahan dalam bidang komunikasi dan transportasi.Disisi lain ternyata telah melahirkan dampak yang kurang menguntungkan, yaitu dengan meggejalanya berbagai problema yang semakin kompleks, baik yang bersifat personal naupun sosial[11]. Oleh karena itu, diharapkan manusia modern jangan sampai terperdaya oleh produk pemikirannya sendiri karena tidak mampunya mengontrol dampak negatif, seperti rusaknya lingkungan (banjir, longsor, polusi udara, dan tercemarnya air) yang memporak-porandakan kenyamanan hidupnya sendiri.
4.      Landasan Religius
Landasan religius bagi  bimbingan bimbingan dan konseling perlu ditekankan 3 hal pokok, yaitu :
a.       Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan
b.      Sikap yang mendorong perkembangan dan perkehidupan manusia berjalan kea rah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan
c.       Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan maalah individu.
5.      Landasan Ilmiah Teknologis
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan
a.       Keilmuan Bimbingan dan Konseling
Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan konseling mempunyai objek kajiannya sendiri, metode penggalian yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.
b.      Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Salah satu ilmu dan perangkat teknologi yang berkembang dewasa ini, yaitu computer dimanfaatkan pula dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Sejak tahun 1980-an peranan computer telah banyak dikembangkan. Bidanng yang banyak memanfaatkan computer adalah bimbingan dibidang karir dan bimbingan atau konselor pendidikan.
c.       Pengembangan Bimbingan dan Konseling Melalui Penelitian
Penelitian adalah jiwa dari perkembangan ilmu teknologi. Apabila pelayanan bimbingan dan konseling diinginkan untuk berkembang dan maju, maka penelitian tentang bimbingan dan konseling dalam berbagai bentuk penelitian dan aspek yang diteliti harus terus menerus dilakukan. Tanpa penelitian pertumbuhan pelayanan bimbingan dan konseling akan mandul dan steril.
6.      Landasan Pedagosis
Pada bagian ini pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan konselingdari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling, dan pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.


C. Asas Dasar Bimbingan dan Konseling
Pengambilan istilah asas dasar bimbingan merujuk pada sejumlah landasan umum yang harus diikuti bagi penyelenggara bimbingan. Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan napas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling[12]. Sebagian besar dari asas-asas dasar bimbingan dan konseling merupakan perwujudan dari pandangan terhadap psikologis manusia, khususnya klien sebagai individu yang dibimbing. Asas lainnya adalah bersangkutan dengan penyelenggaraan dan dinamika kerja bimbingan. Seirama dengan itu, maka disajikan asas-asas dasar bimbingan konseling  yang berhubungan dengan individu, serta asas-asas yang menyangkut dengan pekerjaan seorang konselor.
1.      Asas yang berhubungan dengan individu (klien)

Setiap orang yang akan diberi bimbingan tentu mempunyai berbagai macam kebutuhan dalam kesehariannya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Sebagian besar dari tingkah lakunya harus di artikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan karna jika kebutuhan tidak dapat terpenuhi  bisa memungkinkan timbulnya kekecewaan besar dalam diri seorang klien, dan dalam keadaan seperti inilah peranan seorang pembimbing (konselor) sangat dibutuhkan. ‘’Pembimbing dalam pendekatannya bersifat tut wuri handayani’’.[13] Karena seorang klien berada dalam lingkungan hidup yang semakin kompleks maka setiap individu (klien) pasti akan mengalami masalah-masalah dan tidak jarang masalah yang dihadapi itu cukup serius. Dari itu maka seorang pembimbing harus selalu siap membantu para klien dalam mencari solusi-solusi masalahnya baik di tengah-tengah masyarakat maupun disatu lembaga/instansi tertentu, berikut ini beberapa ‘’dasar-dasar pelaksanaan bimbingan karir, diantaranya’’[14] :

a.Sebagian besar hidup manusia berlangsung dalam dunia kerja.
b.Keperluan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
c.kemampuan manusia berfikir rasional
d.Niai dan norma yang tercakup dalam falsafah pancasila
e.Nilai-nilai martabat manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat’’.

Beberapa dasar diatas merupakan landasan seorang pelaksana bimbingan karir disatu lembaga.Namun karena masih ada beberapa keterbatasan, seorang pembimbing tidak selalu  berhasil membantu klien dalam mengatasi masalah-masalahnya. Bimbingan membantu kliennya dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya, memaksimalkan dorongan yang ada kepada seorang individu (klien) yang bersangkutan.

1.    Asas yang Berhubungan dengan Pekerjaan Bimbingan[15]

a.    Pekerjaan bimbingan berlangsung dalam situasi hubungan antara pembimbing dan orang yang dibimbing. Kunci keberhasilan bimbingan dan konseling itu terletak pada bagaimana hubungan itu diciptakan. Pada dasarnya, situasi hubingan itu harus penuh pengertian, hangat, percaya mempercayai, tidak mengandung ancaman, dan permisif, agar klien merasa bebas mengutarakan perasaan-perasaannya dan sikap-sikapnya.

b.      Penyelenggara bimbingan memerlukan kerahasiaan.
Dalam usaha bimbingan perlu tertanam rasa percaya mempecyai. Untuk itu sipembimbing perlu menjaga kerahasiaan si terbimbing, agar si konselee atau klien menaruh kepercayaan pada konselor. Data atau informasi tentang klien harus dirahasiakan benar-benar, dan penyampaian inormasi kepada pihak lain harus seijin si klien. Apabia si klien kurang percaya dengan konselor maka proses konseling akan terhambat. Sebaliknya, adanya kepercayaan akan memperlancar usaha-usaha bimbingan untuk mencapai hasilnya.
c.       Penyelenggara bimbingan memerlukan pendekatan bersama
Pendekatan dengan pihak lain dimaksudkan karena klien mempunyai masalah yang besifat kompleks, bersegi banyak, sehingga pemecahannya harus menyeluruh. Banyak pihak yang harus dilibatkan agar terdapat pencapaian maksimal.
Asas Bimbingan dan Konseling[16]:
a.       Asas Rahasia
Yaitu asas bimbingan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang klien yang menjadi sasaran layanan[17].
b.      Asas Sukarela
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kereaan klien untuk melakukan kegiatan yang diperlukan baginya.
c.       Asas Terbuka
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar klien bersiat tebuka dalam memberi keterangan tentang dirinya
d.      Asas Kegiatan
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar klien berpartisipasi secara aktif
e.       Asas Kini
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan dalam kondisinya sekarang.
f.       Asas Dinamis
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap klien bersifat maju, tidak monoton dan berkembang.
g.      Asas Terpadu
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki kerja sama antara klien dan pembimbing. Berusaha memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing[18]
h.      Asas Harmonis
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar isi layanan berdasarkan pada niai dan norma yang berlaku.
i.        Asas Ahli
Yaitu asas bimbingan konseling yang bedasarkan kaidah-kaidah proesional.
j.        Asas Mandiri
Yaitu klien sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya.
k.      Asas Alih Tangan Kasus
Yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas mengalih tangankan pada pihak yang lebih ahli.
l.        Asas Tut Wuri Handayani
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelaksanaan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), memberikan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan untuk maju.




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berbagai landasan, asas, dan prinsip dalam bimbingan konseling telah diperoleh dari berbagai referensi yang disatukan menjadi satu pembahsan yang padu,untuk kemudian dijadikan makalah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling terdapat prinsip, landasan dan asas yang mesti dan mutlak diketahui serta difahami oleh pembimbing (konselor) agar dalam melakukan praktek tidak terjadi kesalahkaprahan kepada klien yang dibimbing, banyak macam atau pembagian yang ada dalam pembahasan prinsip, landasan, dan asas tersebut. Jadi sebagai calon konselor yang baik, maka penting bagi kita mempeajari dan mengetahui dasar-dasar tentang prinsip, landasan dan asas bimbingan konseling itu, agar dalam melakukan pembelajaran dikelas nantinya kita sudah bisa menangkap sedikitnya apa yang dibahas dan dipaparkan oleh guru dosen masing-masing, sehingga ketika turun kelapangan dan melakukan konseling layaknya seorang konselor kita sudah menguasai dan paham betul tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh klien, terutama dalam mengenai asas, prinsip, dan landasan yang telah kita pelajari dari awal menjadi calon konselor hingga kelak menjadi seorang professional dalam bidang konseling itu sendiri, serta tidak ada penyalah gunaan dalam praktik dan proses konseling yang dapat mengakibatkan dampak negatif kesemua objek yang bersangkutan, baik bagi seorang klien maupun pribadi konselor.


DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Yrama Widya, 2012.

Damayanti, Nidya. Buku pintar Panduan Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Araska,   Pinang Merah Residence kav.14, 2012.

Kusmawati, Nila, Proses Bimbingan dan Konseling diSekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Loekmono, Lobby. Bimbingan pengetian dan skopa, Salatiga: Pusat Pengembangan Universitas Satya Wacana, 1983.

Mappiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Surabaya: Usaha nasional, tt.
Salahudin, Anas,  Bimbingan dan konseling, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Sukardi, Dewa Ketut.  Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuuhan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasiona, tt.

Sukardi, Dewa Ketut.  Proses Bimbingan dan Konseling diSekolah, Jakarta: Rineka  Cipta, 2008.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka cipta, 2008.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling di Sekolah,, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.

Yusuf, Syamsu, dkk, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.



[1] Bima Walgito, Bimbingan & Konseling di Sekolah (Yogyakarta:Andi Offset, 2004) hal.28
[2] Lobby Loekmono, dkk, Bimbingan Pengertian dan Skopa(Salatiga: Pusat Bimbingan, Universitas Satya Wacana, 1982) hal.9
[3]Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: rineka Cipta, 2008) cet 2 hal.39
[4] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: rineka Cipta, 2008) cet 2 hal.40
[5] Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 16.

[6] Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 17
[7] Syamsu Yusuf, dkk, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hal 108
[8] Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 17-18
[9] Syamsu Yusuf, dkk, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012) hal 158
[10] Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA, 2012), hal 19
[11] Syamsu Yusuf, dkk, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hal 117
[12] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling (Bandung: Pustaka Setia, 2010) hal 40
[13] Andi Mappiare, Pengantar bimbingan dan konseling di sekolah (Surabaya : ‘’Usaha Nasional’’, tt), hal 176 
[14] Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya : ‘’Usaha Nasional’’, tt) hal 31-32
[15] Andi Mappiare, Pengantar bimbingan dan konseling di sekolah (Surabaya : ‘’Usaha Nasional’’, tt), 176-177
[16] Syamsu Yusuf, A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012) cet-7 hal 22-24
[17] Nidya Damayanti, Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. (Yogyakarta: Araska Pinang Merah Residence kav.14, 2012) hal 15
[18] Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling diSekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal 19

1 Comments:

At 20 December 2019 at 23:34 , Blogger Unknown said...

izin copas bang buat bahan kuliah kami

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home