TEKNIK BIMBINGAN KONSELING
TEKNIK BIMBINGAN KONSELING
Disusun
Sebagai Tugas Mata kuliah Pengantar Bimbingan Konseling
Dosen
Pembimbing :
Dra.
Ragwan Albaar, M.Fil.I
Oleh :
Dinda Rizki Novia - B53214015
Zahra Nisaul
azizah - B53214041
PRODI
BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
TAHUN 2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan beriu-ribu nikmat yang tak pernah terhitung
jumlah nya. Taklupa juga shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW,
tauladan bagi seluruh ummat manusia.
Dalam penyusunan makalah ini tentu bukanlah hal yang
mudah bagi kami,namun atas pertolongan Allah SWT dan bimbingan dari ibu Dra. Ragwan
Albaar,M.Fil.I makalah ini dapat kami
selesaikan. Kami sangat menyadari masih
banyak sekali kekurangan pada makalah ini. Namun, dalam proses belajar kami
tidak akan pernah menyerah untuk terus memperbaiki kesalahan kami. Kami sangat
menunggu saran dan kritik dari para pembaca.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan bisa menjadi amal jariyyah bagi kami. Amin
Surabaya,
14 September 2014
penyusun
DAFTAR
ISI
Kata pengantar
..........................................................................................................................1
Daftar isi…………………………………………………………………………………….…2
BAB I pendahuluam …………………………………………………………………………..3
- Latar belakang Masalah……………………………………………………………….3
- Rumusan masalah……………………………………………………………………...3
- Tujuan………………………………………………………………………………….3
BAB II Pembahasan …………………………………..…………………………………..…4
A.
Teknik Bimbingan
Konseling……………………………………………………..4
B.
Teknik
Komunikasi konseling …………………………………………………….7
BAB III Kesimpulan…………………………………………………………………………13
Daftar pustaka………………………………………………………………………......……14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian. Oleh karena itu, saling
membantu merupakan satu hal yang mutlak dalam kehidupan manusia. Proses seorang
individu membantu individu lain dalam mengenali dirinya, dunianya, dan memecahkan
masalah pada dirinya disebut sebagai proses konseling.
Dalam
dunia konseling komunikasi antara orang yang membantu ( konselor ) dan orang
yang dibantu ( klien ) haruslah terjaga dengan baik. Tentu tidak sembarangan
seorang konselor dalam menjaga komunikasinya dengan klien. Ada teknik-teknik
yang perlu dilakukan oleh seorang konselor dalam menjga komunikasinya dengan
klien dalam proses konseling.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja teknik
bimbingan konseling?
2.
Apa saja teknik komunikasi
konselinng?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui teknik bimbingan konseling
2.
Mengetahui
teknik komunikasi konseling
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teknik bimbingan konseling
Teknik
merupakan suatu cara yang di lakukan oleh
seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Bimbingan konseling adalah suatu
kegiatan membantu seseorang mengenali drinya dan dunianya serta menyelasaikan
masalahnya. Sehingga, teknik bimbingan konseling adalah cara yang dilakukan
untuk membantu seseorang mengenali dirinya dan dunianya.
Teknik
bimbingan konseling terbagi dua :
1. Tenik
bimbingan individual
Konseling
individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus pribadi dalam
wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. [1]Bimbingan
secara individual biasanya disebut konseling atau penyuluhan. Dengan
penyuluhan, seorang konselor memberikan bantuan dengan komunikasi langsung,
hubungan empat mata antar dua pribadi , melalui percakapan dalam rangka
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam
melaksanakan penyuluhan, konselor sedapat mungkin bersifat simpatik dan penuh
pengertian. Konselor sebaiknya dapat turut merasakan apa yang dirasakan orang
yang akan diberikan konseling. Seorang konselor perlu mempunyai sikap seperti
itu, supaya orang yang bersangkutan dapat menaruh kepercayaan penuh terhadap
konselor dan dengan demikian memungkinkan keberhasilan penyuluhan tersebut.
Ada
3 macam teknik individual[2]:
a. Konseling
yang lansung ( directive counseling)
Teknik directive
counseling dicetuskan pertama kali oleh Edmond G. Williamson [3].Pada
teknik ini konselor mengambil peranan penting dan berusaha memberi pengarahan
yang sesuai dengan penyelesaian masalahnya. Klien tinggal menerima saran dari
konselor.
b. Konseling
yang tidak langsung ( non directive counseling).
Sebagai kebalikan dari
directive counseling maka non directive counseling menempatkan si penerima
konseling dalam posisi pusat penyuluhan.
Si penerima menjadi pusat daripada tindakan-tindakan dan proses teknik ini.
Konselor hanya mendengarkan, menampung pembicaraan, sedangkan yang diberi konseling
mengambil peranan aktif , berbicara bebas.
c. Konseling
eclectic ( Eclectictic counseling).
Adalah campuran dari
directive dan non-directive counseling. Pada Electic counseling , konselor
menampung pembicara dan penyaluran semua perasaan kekesalan di samping konselor
juga memberikan pengarahan dalam mencari dan menemukan pemecahan persoalannya.
2. Teknik
bimbingan kelompok
Bimbingan
kelompok merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan di sekolah yang
merupakan bagian dari pola plus bimbingan kelompok. Menurut tohirin, definisi
bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa)
melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk
menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat
mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
Sementara
itu, Dewa ketut Sukardi mengatakan hal yang sama mengenai bimbingan kelompok
yaitu: layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama memperoleh sebagai bahan dari narasumber tertentu ( terrutama dari
pembimbing / konselor).
Berdasarkan
dari pemaparan tersebut , dapat di simpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah
salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada
pesrta siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing / konselor melalui kegiatan
kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang di hadapi siswa.
Tujuan
layanan bimbingan kelompok adalah untuk melatih siswa mengembangkan kemampuan
bersosalisasi, dan mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi
baik verbal maupun non verbal.
Manfaat
bimbingan kelompok menurut Dewi Ketut Sukardi yaitu:
a. Diberikan kesempatan yang luas untuk
berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
b. Memiliki
pemahaman yang obyektif , tepat, dan cukup luas tentang berbafai hal yang
mereka bicarakan.
c. Menimbulkan
sifat positif terhadap keadadan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka
bicarakan dalam kelompok.
Bentuk-bentuk
bimbingan kelompok ada beberapa macam. Macam-macam Bimbingan kelompok ini dapat
digunakan pada situasi dan permasalahan tersendiri. Berikut adalah
bentuk-bentuk bimbingan kelompok :
a. Program
Home Room
Pragramm ini dilakukan
di luar jam sekolah dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di
rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan.
b.
Karyawisata
Karyawisata
dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang
menarik yang berkaitan dengan pelajaran. Dengan cara ini mereka mendapatkan
informasi yang mereka butuhkan. Tujuan ini agar mendorong aktivitas penyusain
dri, kerjasam, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat
cita-cita.
c.
Diskusi kelompok
Dikusi kelompok
merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
d. Kegiatan
kelompok
Kegiatan kelompok dapat
menjadi salah satu teknik yang baik
dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu
untuk berpatisipasi secara kelompok.
B.
Teknik
Komunikasi Konseling
Komunikasi
adalah suatu proses pemindahan informasi antara dua orang manusia atau lebih
dengan menggunakan simbol-simbol bersama. Dalam dunia bimbingan konseling
penerima informasi adalah konselor dan pemberi informasi adalah klien.
Kefektifan komunikasi dalam proses konseling sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
dari proses konseling tersebut. Oleh karena itu, seorang konselor harus
memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan klien.kualitas pribadi, sikap
dasar, dan keterampilan konselor merupakan prasyarat keefektifan konselor. [4]
Salah
satu hal yang paling penting dan paling mendasar adalah seorang konselor harus
merespon apapun yang disampaikan oleh klien. Ada dua cara seorang konselor
merespon apa yang disamapaikan oleh klien, yaitu respon verbal dan non verbal.
Kedua cara ini memang tidak adapat di pisahkan [5].
Respon verbal meliputi respon adalah jawaban secara lisan dari konselor,baik
itu panjang atau hanya sekedar menguapkan “hmm”, “baik. “. Sedangkan non verbal
mencakup bahasa tubuh, tatapan mata.
Berikut
adalah beberapa keterampilan komunikasi dalam proses konseling :
- Attend
Attend
merupakan keterampilan dasar dalam setiap proses komunikasi yang bersifat
dialogis sebagai pembukaan untuk memulai suatu komunikasi[6]
. Attend bisa berupa sapaan “ Assalamu’alikum “, “ selamt siang “. Hal ini akan
menjadi penilaian pertama lien terhadap konselor.
- Empati
Empati
adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa /mengidentifikasikan
dirinya di keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok
lain. Empati ini merupakan pendamping dari attend. Seorang konselor harus
menumbuhkan rasa empati ini terhadap klien, agar klien bisa lebih percaya dan
terbuka kepada konselor. Empati ini terbagi menjadi 2 macam. Pertama,
empati primer. Empati primer adalah memahami perasaan,pikiran, dan pengalaman
orang lain. Kedua, empatii tingkat tinggi. Empati tingkat tinggi sama seperti
empati primer, namun empati tingkat tinggi ini memahami secara lebih dalam.
- Refleksi
Refleksi
adalah gerakan dari luar kemauan ( kesadaran ) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang
dari luar. Hal ini akan membuat klien merasa bahwa konselor benar-benar
memahami kadaan yang ia alami. Refleksi ini mencakup perasaan, pengalaman, dan
pikiran klien. Refleksi dapat diungkapakn dengan ucapan “ nampaknya yang anda
katakana adalah…”, “ barangkali yang akan anda utarakan adalah…”
- Eksplorasi
Elsplorasi
adalah usaha konselor untuk memancing kilen lebih terbuka lagi terhadap
konselor. Karena, tidak sedikit klien yang masih memendam masalahnya dalam
batin dan tidak diungkapkan kepada konselor. Eksplorasi mencakup perasaan,
pengalaman, dan pikiran. Eksplorasi dapat diungkapkan dengan ucapan
“bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang anda maksud? “, “ anda bisa
ungkapkan apa yang snda rasakan dengan lepas,karena saya bisa jamin rahasian
anda akan aman “.
- Paraphrasing ( menangkap pesan utama )
Pada
dasarnya konselor adalah seorang “ pendengar “. Seorang “pendengar” bukanlah hanya sebatas
mendengarkan apa yang disampaikan oleh klien, tapi harus bisa menangkap inti
dari apa yang disampaikan oleh klie. Sebagian besar, klien akan menceritakan
ceritanya secara berbelit, disinalah konselor harus mampu mengambil pesan utama
dari cerita klien. Itulah yang disebut dengan paraphrasing.
Contohnya
:
Klien : “ Itu suatu pekerjaan yang baik. Akan
tetapi, saya tidak mengambilnnya. Saya tidak tahu mengapa ?”
Konselor
:” Nampaknya saudara masih ragu “.
- Open Question
Open
question adalah pertanyaan terbuka. Pertanyaan yang sifatnya terbuka yang
memiliki jawaban yang luas. Konselor bisa menggunakan pertanyaan “bagaimana”,
“apakah”, dan lain-lain. Catatan penting, jangan gunakan pertanyaan “mengapa”,
Karena pertanyaan ini menunjukkan alasan klien melakukan suatu hal, dan ini
akan membuat klien merasa terpojokkan. Konselor juga harus irit
pertanyaan,karena semakin banyak konselor bertanya kepada klien maka akan
semakin sedikit yang akan diceritakan oleh klien. Klien hanya akan menyampaikan
sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh konselor. Biarkan klien mengungkapakn
perasaannya dengan seluas-luasnya.
- Closed Question
Closed
question adalah kebalikan dari open question. Pertanyaan yang jawabannya
terbatas. Bentuk-bentuk pertanyaannya
biasanya menggunakan kata-kata “ apakah”, “berapa”, “siapa”, dan lain-lain.
Penggunaan pertanyaan tertutup ini hanya untuk memastikan atau meyakinkan
konselor terhadap keadaan klien.
- Dorongan minimal
Dorongan
minimal diberikan ketika klien sudah terlihat akn menghentikan pembicaraannya.
Dorongan minimal diberikan dengan tujuan agar klien tetap melanjutkan pembicaraannya.
Dorongan minimal bisa diberikan denag ungkapan “hmm”, “lalu”, “trus”,dan
lain-lain.
- Interpretasi
Interpretasi
adalah memberikan pandangan atau rujukan kepada klien terhada sesuatu yang
bersangkutan dengan masalahnya. Hal ini kan sangat membantu klien untuk
menentukam keputusan dari kebingungannya. Maka, seorang konselor harus amapu
menginterpretasikan kepada mitra dakH[7]
Contoh interpretasi :
Klien : “Saya pikir dengan berhenti sekolah
dan memusatkan perhatian membantu orang tua berarti bakti saya terhadap
keluarga . kerena adik-adik saya banyak yang membutuhkan biaya.”
Konselor : “Pendidikan tingkat SMA pada
masa sekarang adalah mutlak bagi semua warga Negara. Terutama yang hidup di
kota besar seperti anda. Karena tantangan masa depan makin banyak, maka
dibutuhkan manusia Indonesia yang berkualitas. Membantu orang tua memang harus.
Namun mungkin disayangkan jika orang seperti saudara yang tergolong pandai di
sekolah akan meninggalkan SMA “.
Dari perckapan di atas kita bisa lihat
bahwa konselor memberikan pandangannya mengenai urgensi pendidika saat ini. Dan
hal itu juga menunjukan bahwa seorang konselor harus memiliki wawasan yang
luas.
10. Directing
Directing adalah keterampilan
konselor dalam memahami masalah klien,seperti konselor meminta klien untuk
memperagakan masalahnya. Karena, penulis kembai tegaskan lagi bahwa sebagian
besar klien akan menyampaikan ceritannya dengan tidak teratur.\
11. Menyimpulkan
Sementara
Menyimpulkan sementara dari masalah
kien bertujuan untuk flash back dari apa yang telah klien utarakan, memahaminya
secara bertahap, dan fokus pada satu topic. Ini dilakukan oleh konselor dank
lien.
12. Memimpin
Tidak jarang seorang klien bercerita
yang berawal dari a dan berakhir di z. hal ini harus diluruskan oleh konselor.
Konselor harus bisa memimpin,
mengarahkan pembicaraan agar tetap pada satu arah atau topik.
13. Fokus
Dari masalah yang dialami oleh klien
biasanya bercabang. Dari satu masalah akan muncul masalah-masalah lain. Namun,
tetap malah-masalah tersebut berpusat pada satu masalah. Konselor harus bisa
memfokuskan msalah tersebut pada masalah utama, hal ini akan memudahkan klien
menentukan pilihan tindakan.
14. Konfrontasi
Akan muncul suatu keadaan dimana apa
yang diucapkan klien tidak sesuai dengan bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh
klien. Misalnya, klien mengungkapakn bahwa ia sedang baik-baik saja,
diungkapakn dengan nada yang lemas. Hal
ini menunjukkan bahwa klien masih ragu untuk terbuka kepada konselor.
Konfrontasi adalah suatu teknik yang
menentang klien untuk melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antara
perkataan dengan bahasa badan (perbuatan), ide awal dengan ide berikutnya,
senyum dengan kepadihan, dan sebagainya. Sofwan s willis (2004: 169 )
Disini
konselor tidak boleh menyalahkan klien, namun konselor haru meningkatkan empati
terhadap klien,dan membuatnya merasa nyaman dan aman.
15. Menjernihkan
Adalah
suatu keterampilan untuk menjernihkan ucapan-ucapan klien yang samar-samar,
kurang jelas, dan agak meragukan.[8]
Hal ini dilakukan agar klien dapat memperjelas dan merinci apa yang dialaminya.
16. Memudahkan
Konselor
memberikan sugesti atau dorongan kepada klien bahwa klien dpat mengungkapkan
perasaannya dengan bias dan lepas. Ini akan memudahkan klien dalam bercerita.
17. Diam
Dalam
proses konseling,tidak hanya berbicara secara teus menerus. Namun, diam juga
diperlukan dalam proses konseling. Seperti, saat klien masih berfikir apa yang
akan ia ucapkan lagi. Tetapi, diam ini tidak terlalau lama hanya berkisar 5-10
detik saja. Diam ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut[9]
:
a. Mendorong
klien untuk berbicara
b. Membantu
klien untuk lebih memahami dirinya
c. Setelah
diam klien dapat mengikuti ekspresi yang membawa klien berfikir dan bangkit
dengan tilikan yang mendalam
d. Mengurangi
kecepatan interview
18. Mengambil
inisiatif
Mengambil
inisiatif untuk menghidupkan suasana. Terkadang, ada klien yang ia hanya banyak
terdiam. Disini konselor harus mengambil inisiatif jalan untuk menuntaskan
diskusi,
19. Memberi
nasihat
Konseling
bukan hanya untuk memberi nasihat. Konselor akan memberi nasihat jika klien
memintanya. Sekalipun klien meminta nasihat, maka konselor harus
mempertimbangkannya kembali.
20. Memberi
Informasi
Memberikan
informasi ini sama seperti memberi nasihat. Informasi akan diberikan jika kien
meminta. Jikalau konselor tidak mengetahui informasi yang ditanyakan oleh
klien, maka konselor bisa membantu menunjukkan kemana klien harus mencari
informasi.
21. Merencanakan
Kinselor
membantu klien untuk merencanakan hala apa yang herus klien lakukan setelah
itu. Dengan tujuan memperbaiki keadaan klien. Penyuluh harus membantu klien
merencanakan perubahan tertentu[10].
22. Menyimpulkan
Menetukan
kesimpulan dari proses konseling dan mengevaluasi dari proses diskusi . di
akhir diskusu klien memiliki hak untuk menialai konselor dalam menjalani
tugasnnya.
BAB III
KESIMPULAN
1. Teknik
bimbingan konseling adalah cara yang dilakukan untuk membantu seseorang
mengenali dirinya dan dunianya. Teknik bimbingan konseling terdiri dari :
a. Teknik individual.
b. Teknik Kelompok
2. Teknik
komunikasi konseling adalah teknik untuk berbicara dengan klien secara komunikatif, meliputi :
a. Attend
b. Empati
c. Refleksi
d. Eksplorisasi
e. Peraprashing
f. Open
question
g. Closed
question
h. Dorongan
minimal
i. Interpretasi
j. Directing
k. Menyimpulkan
sementara
l. Memimpin
m. Fokus
n. Konfrontasi
o. Menjernihkan
p. Memudahkan
q. Diam
r. Mengambil
inisiatif
s. Memberi
nasihat
t. Memberi
informasi
u. Merencanakan
v. Menyimpulkan
DAFTAR
PUSTAKA
Damayanti,Nidya.Buku
Pintar Panduan Bimbingan Konseling.Yogyakarta:Araska.2012
Gunarsa,Singgih D.Psikologi
untuk Membimbing.jakarta:P.T.BPK Gunung Mulia.1979
Hikmawati,Fenti.Bimbingan
Konseling.Jakarta:PT Raja Grafindo.2010
Mappiare,Andi.Pengantar
Konseling Dan Psikoterapi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.1992
Mulyana,Deddy.Ilmu
Komunikasi.Bandung:Rosda.2009
Munro,dkk.penyuluhan
(counseling) suatu pendekatan berdasarkan keterampilan.Jakarta: Ghalia
Indonesia
Rofiq, Arif Ainur. Keterampilan
komunikasi konseling.2014
Sukardi,Ketut.Dasar-Dasar
Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.Surabaya:Usaha Nasional.tth
Surya, mohamad.psikologi
konseling.Bandung: CV.Pustaka Bani Quraisy.2003
Willis,Sofyan S.Konseling
Individual Teori Dan Praktek.Bandung : Alfabeta.2009
[1]
Nidya Damayanti, Panduan Bimbingan Konseling, ( Yogyakarta : Araska, 2012), Hal. 34.
[2]
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta:BPK Gunung
Muli, 1985), Ha.l 59.
[3]
Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Surabaya:Usaha
Nasional,tth), Hal. 108.
[4]
Andi Mappiare, Pengantar Konseling Dan Psikoterapi, (Jakarta : Grafindo
Persada, 2008), Hal. 117.
[5]
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung : Rosda, 2007) hal. 4.
[6]
Arif Ainur Rafiq, Keterampilan Komunikasi Konseling, ( Surabaya :
Perpustakaan Nasional, 2012 ), Hal.2.
[7]
Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Gading Permai, 2010
),hal. 98.
[8]
Sofyan s willis, konseling individual teori dan praktek, (Bandung :alfabeta,2004), halaman 170.
[9]
Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung:Bani Quraisy, 2003), Hal. 132.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home