Thursday 28 April 2016

TEKNOLOGI DALAM KONSELING



TEKNOLOGI DALAM KONSELING
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pengantar Bimbingan dan Konseling”

Dosen Pengampu:
Dra. Ragwan Albaar M.Fil.I
Oleh:
M. Khair Alfikry                (B53214024)
Rahmat Faisal Nasution                 (B53214033)




PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS  ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA
2014



KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, dan menganugerahkan akal kepada umat manusia, sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk ciptaanNya yang lain, dan menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan yang paling mulia diantara makhluk-makhluk lainnya.

Shalawat beserta salam, tak lupa kita curah limpahkan kepada junjungan alam, nabi penutup para nabi, pendobrak kebathilan, yakni Nabi kita Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah hingga zaman ilmiyah, dari jaman naik onta menuju jaman naik toyota, berdakwah kepada umat manusia menuju agama rahmatan lil’alamin, agama yang dari dulu kita yakini hingga saat ini, yaitu Islam

            Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada akhir-akhir ini, membuat segala aktifitas yang kita lakukan selalu menggunakan teknologi, dari bangun tidur hingga tidur kembali. Begitu pula dengan aktifitas para konselor, tidak sedikit dari mereka yang memanfaatkan teknologi dalam menyelesaikan masalah-masalah kliennya. Makalah ini dengan judul “Teknologi dalam konseling” akan menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan teknologi yang sering digunakan para konselor sebagai alat bantu penyelesaian masalah klien, serta kekurangan-kekurangan dalam menggunakan tteknologi tersebut.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.

Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.



                                                                        Surabaya,       September  2014





 Penyusun








DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL..........................................................................................  i
KATA PENGANTAR...........................................................................................  ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................  1
A.    Latar Belakang................................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................    1
C.     Tujuan............................................................................................................    1
D.  Sistematika penulisan……………………………………………………….    1

BAB II TEKNOLOGI DALAM KONSELING……………………………….. 2
A.    Pengertian Teknologi………………………………………………………..   2
B.     Pengertian Konseling………………………………………………………..   3
C.     Jenis-jenis teknologi yang digunakan dalam konseling……………………..   5

BAB III PENUTUP................................................................................................  6
A.    Kesimpulan......................................................................................................  6
B.     Saran................................................................................................................  6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 7























BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Perkembangan zaman membuat kehidupan manusia tak lepas dari yang namanya teknologi. Berkat akal sebagai anugrah Allah SWT kepada umat manusia, manusia mampu menciptakan macam-macam teknologi yang memiliki banyak fungsi dalam membantu manusia melaksanakan aktifitas nya.
Begitu pula para konselor, pada zaman era globalisasi ini banyak para konselor yang menggunakan teknologi dalam menyelesaikan masalah-masalah kliennya.mulai dari televisi,radio,gadget dan lain lain. Ada banyak kelebihan dan kekurangan saat para konselor menggunakan teknologi tersebut untuk membantu pekerjaan konselingnya .jadi,dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang teknologi dalam konseling serta jenis jenis nya.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dapat kita susun sebagai berikut
1.      Apa pengertian teknologi dan konseling ?
2.      Apa saja jenis-jenis teknologi yang digunakan dalam konseling ?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan teknologi tersebut dalam kegiatan konseling ?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan pengertian teknologi dalam konseling
2.      Menyebutkan jenis-jenis teknologi yang digunakan dalam kegiatan konseling
3.      Menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan konseling

D.    Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah membahas pokok permasalahan, penulis merancang sistematika pembahasan sebagai berikut. Penulis membuat makalah ini dengan tiga bab, bab yang pertama yaitu pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan. Bab yang kedua yaitu pembahasan, berisi pengertian teknologi, pengertian konseling dan jenis-jenis teknologi dalam konseling. Bab yang ketiga yaitu penutup, berisi penutup dan saran.


BAB II

TEKNOLOGI DALAM KONSELING

A.    Pengertian Teknologi

Penghantaran konseling jarak jauh yang dibantu oleh teknologi terus bertumbuh dan berevolusi. Bantuan teknologi di dalam bentuk penilaian dengan bantuan komputer, sistem informasi dengan bantuan komputer, dan konseling telepon telah tersedia dan digunakan secara luas selama beberapa waktu ini. Perkembangan yang pesat dan penggunaan internet untuk menghantarkan informasi dan menyokong komunikasi telah menghasilkan bentuk-bentuk konseling baru. Perkembangan terjadi dengan begitu cepatnya sehingga sulit untuk mengkomunikasikan pemahaman umum mengenai bentuk-bentuk praktik konseling yang baru tersebut.
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, ketrampilan, dan ilmu. Jadi teknologi dapat diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan sesuatu secara sistematis, menurut sistem tertentu.1
Revolusi industri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sejak akhir abad ke 19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat pendidikan seperti fotografi, gramofon, film, filmstrip, sampai kepada radio, televisi, komputer, laboratorium, video tape, dan sebagainya.
Kata teknologi selalu memiliki penafsiran yang beragam, mulai dari sekedar peranti keras hingga cara yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Kata ini berasal dari bahasa Yunani technologia . Techne kemampuan dan logia artinya ungkapan. Teknologi merupakan istilah yang luas berkaitan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkakas dan ketrampilan.2
Teknologi dalam pendidikan adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber  untuk belajar.3
Sedangkan teknologi dalam pengajaran  merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkann manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-[1]cara pemecahan masalah-masalah pendidikan yang teredapat dalam situasi-situasi belajar yang bertujuan dan disengaja.4




B.     Pengertian Konseling

Konseling sebenarnya merupakan suatu tehnik yang sangat diperlukan dalam pelayanan bimbingan, tetapi tehnik ini merupakan tehnik yang sangat istimewa karena sifatnya yang fleksibel dan komprehensif. Konseling merupakan salah satu tehnik dalam bimbingan, dan memiliki kelebihan sebagai tehnik kunci atau tehnik inti. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang mendasar dan meenyeluruh, yaitu mengubah sikap, sikap yang mendasari pemikiran, pandangan, perbuatan, perasaan dan lain-lain. Tetapi jika kita mengkaitkan konseling dan teknologi, maka definisi konseling adalah penerapan prinsip dasar perkembangan kesehatan mental, psikologis atau manusia melalui strategi intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistemik, yang membahas kesejahteraan, pertumbuhan pribadi atau perkembangan karier serta patologi.
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat tentang definisi konseling. Shertzer dan Stone (1980) telah meneliti berbagai definisi yang terdapat dalam literatur konseling. dari hasil penelitiannya itu, mereka pada sampai kesimpulan, bahwa Counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of self, and environtment and result in the establishment and/or clarificationof goals and values of future behavior.5
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses yang interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
ASCA (American School Counselor Assosiation)mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.6
Walgito (1980) mengemukakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.7
Menurut Morten & Schmuller (1966) konseling adalah suatu proses hubungan seseorang, dimana seseorang ditolong oleh orang lain untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
Sedangkan Gleen E. Smith (1955) mengemukakan : konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli dalam membuat interpretansi mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pemilihan, rencana atau penyesuaian yang ia butuhkan.
            Patterson (1959) mengemukakan : ....the process involving interpersonal relationship between a therapist an one or more clients pray with the former employs psychological methods based on systematic knowledge of the human personality in attempting to improve the mental health of the later.8[2]
            Dari definisi-definisi para ahli diatas, kita[3] dapat mengetahui bagaimana cara proses konseling, walaupun banyak para ahli yang berbeda pendapat tentang definisi tersebut, tetapi ada suatu kesamaan yang merupakan hal pokok dalam kegiatan konseling yaitu membantu dalam menyelesaikan masalah klien.
            Kita juga bisa memahami apa yang dimaksud dengan konseling dari definisi-definisi para ahli diatas, dalam proses konseling terlihat adanya suatu masalah yang dialami klien atau konsele, yaitu orang yang memiliki masalah dalam proses konseling. Klien harus dapat pemecahan dan pemecahan masalahnya harus sesuai dengan keadaan klien. Jadi, dalam konseling ada tujuan langsung yang tertentu, yaitu pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien.
            Proses konseling pada dasarnya dilakukan secara individual (between two persons), yaitu antara klien dan konselor, walaupun dalam perkembangan kemudian ada konseling keluarga, konseling kelompok (group of counseling), dan lain-lain. Pemecahan masalah dalam proses konseling itu dijalankan dengan wawancara atau diskusi antara klien dengan konselor, dan wawancara dijalankan secara face to face.
            Dari uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa “konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana seorang konselor dapat membantu klien, supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu itu dan pada waktu yang akan datang.” Dalam hal iniharus selalu diingat, agar individu pada akhirnya dapat memecahkan masalahnya dengan kemampuan sendiri. Dengan demikian maka klien tetap dalam keadaan aktif, memupuk kesanggupannya di dalam memecahkan setiap masalah yang mungkin akan dihadapinya dalam kehidupannya. Dari penjelasan ini, dapat dikemukakan bahwa konseling bersifat kuratif atau korektif.
            Ada lima karakteristik yang sekaligus merupakan prinsip-prinsip konseling. Kelima karakteristik tersebut adalah :
a.       Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat (advicement), sebab didalam pemberian nasihat proses berfikir ada dan diberikan oleh penasihat, sedangkan dalam konseling proses berfikir dan pemecahanditemukan dan dilakukan oleh klien sendiri.
b.      Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan dengan pola-pola hidup.
c.       Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.
d.      Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual.
e.       Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.9
Konseling memegang peranan penting dalam bimbingan, sering disebut juga sebagai jantungnya bimbingan (counseling is the heart of guidance), konseling sebagai inti bimbingan (counseling is the core of guidance), konseling sebagai pusatnya bimbingan (counseling is the centre of guidance). Sebab dikatakan jantung, inti, atau pusat karena konseling ini merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat terapeutik atau bersifat menyembuhkan (curative).10

C.    Jenis-jenis Teknologi yang Digunakan Dalam Konseling

Konseling dapat dihantarkan dalam berbagai bentuk yang mempunyai definisi seperti yang dipaparkan tadi. Bentuk konseling beragam bergantungan pada partisipan, lokasi penghantaran, media komunikasi, dan proses interaksi. Partisipan konseling bisa jadi individual, pasangan,atau kelompok. Lokasi untuk menghantarkan konseling dapat berupa tatap muka atau jarak jauh dengan bantuan teknologi. Media komunikasi untuk konseling dapat berupa apa yang dibaca dari teks, apayang didengar dari audio, apa yang dilihat dan didengar dari seseorang atau video. Proses interaksi pada konseling dapat sinkron atau tidak sinkron. Interaksi sinkron terjadi jika ada selang waktu yang sedikit atau tidak ada selang waktu sama sekali antara tanggap konselor dan klien. Interaksi sinkron terjadi jika ada selang waktu antara tanggapan konselor dan klien.
Pemilihan bentuk konseling berdasarkan pada kebutuhan dan selera klien di dalam kisaran layanan yang tersedia. Konseling jarak jauh melengkapi konseling tatap muka melalui penyediaan akses yang semakin meningkat terhadap konseling berdasarkan kepentingan atau kenyamanan. Penghalang seperti jarak ke layanan konseling yang jauh, pasangan tinggal beda daerah atau terbatasnya mobilitas fisik akibat kecacatan, membuat penyediaan konseling jarak jauh diperlukan. Pilihan, seperti penjadwalan sesi konseling diluar jam penghantaran layanan tradisional atau penghantaran layanan konseling ke tempat tinggal atau pekerjaan klien, membuat lebih enak untuk memberikan konseling jarak jauh.
Berikut ini adalah taksonomi konseling jarak jauh yang dibantu teknologi dan konseling tatap muka :
Konseling
1.      Konseling tatap muka
a.       Konseling individual
b.      Konseling pasangan
c.       Konseling kelompok
2.      Konseling jarak jauh yang dibantu teknologi
a.       Telekonseling
1)      Konseling individual berdasarkan telepon
2)      Konseling pasangan berdasarkan telepon
3)      Konseling kelompok berdasarkan telepon
b.      Konseling internet
1)      Konseling individual berdasarkan e-mail
2)      Konseling individual berdasarkan chat
3)      Konseling pasangan berdasarkan chat
4)      Konseling kelompok berdasarkan chat
5)      Konseling individual berdasarkan video
6)      Konseling pasangan berdasarkan video
7)      Konseling kelompok berdasarkan video

Berikut ini akan dipaparkan perbedaan-perbedaan antara konseling tatap muka dan konseling jarak jauh dengan bantuan teknologi beserta pembagiannya berdasarkan media komunikasi dan proses interaksi.
Konseling tatap muka untuk individual, pasangan dan kelompok melibatkan interaksi yang sinkron antara dan di kalangan konselor dan klien, menggunakan apa yang dilihat dan didengar secara pribadi untuk berkomunikasi.
Konseling jarak jauh dibantu teknologi untuk individual, pasngan, dan kelompok melibatkan penggunaan telepon atau komputer untuk memungkinkan konselor dan klien berkomunikasi jarak jauh ketika situasi membuat pendekatan ini diperlukan atau lebih mengenakan.
Telekonseling melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan telepon perorangan atau telekonferensi untuk berkomunikasi.
Konseling individual berdasarkan telepon melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara seorang konselor dan seorang klien dengan menggunakan apa yang didengar via audio untuk berkomunikasi
Konseling pasangan berdasarkan telepon melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara seorang konselor atau lebih dari satu dan sepasang klien dengan menggunakan apa yang didengar via audio untuk berkomunikasi
Konseling kelompok berdasarkan telepon melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara lebih dari satu konselor dan beberapa klien dengan menggunakan apa yang didengar via audio untuk berkomunikasi
Konseling internet melibatkan interaksi jarak jauh yang tidak sinkron atau sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan e-mail, chat, dan fitur konferensi video dari internet untuk berkomunikasi.
Konseling internet individual berdasarkan e-mail melibatkan interaksi jarak jauh yang tidak sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan apayang dibaca via teks untuk berkomunikasi
Konseling internet individual berdasarkan chat melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan apa yang dilihat via teks untuk berkomunikasi
Konseling internet pasangan berdasarkan chat melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara satu konselor atau lebih dari satu dan pasangan klien dengan menggunakan apa yang dilihat via teks untuk berkomunikasi
Konseling internet kelompok berdasarkan chat melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara lebih dari satu konselor dan beberapa klien dengan menggunakan apa yang dilihat via teks untuk berkomunikasi[4]
Konseling internet individual berdasarkan video melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan apa yang dilihat dan didengar via video untuk berkomunikasi.
Konseling internet pasangan berdasarkan video melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara satu konselor atau lebih dari satu dan pasangan klien dengan menggunakan apa yang dilihat dan didengar via video untuk berkomunikasi
Konseling internet kelompok berdasarkan video melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara beberapa konselor dan beberapa klien dengan mengggunakan apa yang dilihat dan didengar via video untuk berkomunikasi.11
Berikut ini terdapat beberapa cara-cara penggunaan teknologi dalam layanan bimbingan dan konseling, yaitu :

a.      Penggunaan Teknologi E-mail

Salah satu layanan bimbingan konseling melalui teknologi komputer khususnya internet adalah e-counseling. Konseling melalui e-mail sering disebut juga dengan email therapy, online therapy, cybercounseling. E-mail counseling merupakan proses terapeutik yang didalamnya termasuk menulis selain pertemuan langsung dengan konselor.
Email merupakan cara baru dan efektif untuk berkomunikasi melalui internet. Hal ini tifak termasuk untuk menggantikan konseling tatap muka, tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam membantu klien memecahkan masalahnya pada jarak jauh tanpa bertemu langsung dengan konselor. E-mail counseling merupakan satu kesempatan untuk berkomunikasi antar klien dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi klien.
E-counseling merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam proses konseling jarak jauh yang dilakukan antarkonselor dan klien untuk membantu masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan klien melalui surat atau tulisan pada internet.
E-counseling memerlukan waktu dalam menulis kepada konselor mengenai jenis bantuan apa yang diinginkan klien. Klien dapat mengirimkan inisial e-mail dengan keterangan pada suatu situasi yang dirasakan klien. Kemudian konselor akan membalas e-mail dalam waktu maksimum 72 jam (hari kerja sesegera mungkin) atau dalam hari yang sama.
Mengirimkan atau menulis e-mail kepada konselor merupakan proses terapeutik karena klien tidak bertemu langsung dengan konselor. Kekuatan ­e-counseling terletak pada menulis. Respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung kepada informasi yang diberikan. Klien tidak perlu mengirimkan seluruh kisah hidupnya, cukup dengan memilih informasi yang dirasakan pada situasi yang merupakan masalah.
Berikut ini adalah langkah-langkah menulis e-mail kepada konselor yang terdapat dalam melengkapi kata.
1.      Menulis nama awal atau nama panggilan
2.      Nama lengkap, nomor telepon dan alamat, tetapi hal ini tidak terlalu penting
3.      Alamat e-mail yang digunakan dalam proses konseling
4.      Usia, jenis kelamin, dan posisi dalam keluarga
5.      Pengaruh masalah dalam kehidupan
6.      Lamanya masalah dalam kehidupan
7.      Usaha yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi masalah, hal-hal apa yang telah dibantu dan apa yang belum dibantu.
8.      Pengalaman terapi sebelumnya
9.      Informasi yang relevan mengenai latar belakang klien sebagai bahan pertimbangan konselor, seperti pekerjaan, pendidikan, perjalanan karier, gaya kepribadian, hubungan yang signifikan. Keluarga dan latar belakang keluarga, nilai-nilai yang dianut, stres, merasa kehilangan atau perubahan dalam hal-hal yang menjadi support dalam hidup.
10.  Tantangan-tantangan lain yang menjadi penting
11.  Apa yang diharapkan dari e-counseling
12.  Alasan mengapa memilih situs ini
13.  Apa yang diharapkan dari e-counseling
14.  Meringkas beberapa beberapa pertanyaan yang akhir12

Setelah klien menuliskan seperti langkah-langkah diatas, konselor akan me-reply (menjawab) e-mail yang dikirim klien dalam waktu 72 jam (hari kerja) sesegera mungkin atau dalam hari yang sama.
Penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan konseling memiliki kelebihan dan kekurangan. Diantara kelebihannya yaitu, konselor bisa lebih efektif dalam menganalisa masalah klien, karena masalah yang di konsultasikan kepada konselor berupa tulisan sehingga memudahkan konselor dalam menganalisa masalah yang dihadapi klien. Begitupula bagi klien yang sulit untuk mengungkapkan masalahnya dengan ucapan, banyak orang yang sulit mengungkapkan sesuatu dengan ucapan, atau banyak yang pengungkapan masalahnya sulit dimengerti oleh konselor sehingga mempersulit konselor dalam menganalisa masalah klien, dengan adanya teknologi komputer, klien bisa mengungkapkan masalahnya kepada konselor seperti menulis catatan harian di buku diary.
Diantara kelebihan-kelebihan itu pun, teknologi komputer juga memiliki kekurangan dalam kegiatan konseling. Diantaranya jawaban yang diberikan konselor membutuhkan waktu yang agak lama, karena mungkin banyak para klien yang melakukan konseling kepada konselor yang sama sehingga konselor membutuhkan waktu dalam menjawab semua e-mail kliennya. Begitupula bagi para masyarakat yang gaptek atau belum mengenal teknologi yang tempat tinggalnya jauh dan membutuhkan biaya yang besar untuk pergi ke tempat konselor. 

b.      Penggunaan Teknologi Telepon

Perubahan tatanan kehidupan masyarakat global menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh klien. Konseling melalui telepon. Ada etika dan panduan operasional dalam penggunaan teknologi [5]telepon dalam layanan konseling. Etika pelayanan konseling dengan menggunakan telepon adalah sebagai berikut.
1.      Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien.
2.      Gunakan suara lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat.
3.      Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
4.      Mengembangkan perasaan senang dan berfikif positif tentang siapapun yang menelepon.
5.      Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian.
6.      Memfokuskan pembicaraan untuk mengefektifkan penggunaan media komunikasi.
7.      Selalu mengakhiri pembicaraandengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya.

Adapun panduan operasional konseling dengan menggunakan telepon sebagai berikut :
1.      Segera angkat telepon sebelum berderung ketiga dan siakan ATK yang diperlukan
2.      Ucapkan password (hot line counseling service) ikuti dengan ucapan selamat pagi/siang/malam.
3.      Sebutkan nama : “Dengan”..... di sini, ada yang bisa saya bantu ?”
4.      Dengarakan apa yang disampaikan penelepon
5.      Tanyakan identitas sebagai klien, sebagai bagian dari pembicaraan, misalnya : “Mohon maaf,...... dengan siapa saya berbicara....?”
6.      Berikan informasi, solusi, jawaban, nasihat atau alternatif sesuai kebutuhan klien.
7.      Kemukakan apa yang tidak dapat kita lakukan, kemudian tawarkan alternatif solusi dan kemukakan keterbatasan yang dialami.
8.      Catat deskripsi pembicaraan pada saat konseling berlangsung
9.      Akhiri pembicaraan, ucapkan terima kasih, dan nyatakan kesediaan untuk dihubungi kembali. “Terima kasih..... telah menghubungi hot line counseling service. Kami siap membantu kembali jika diperlukan. Selamat......(waktu)”
10.  Tutup telepon.13

Dalam kegiatan konseling melalui telepon juga memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan yang beragam. Diantara kelebihan menggunakan teknologi telepon yaitu, biaya yang hemat bagi mereka yang tempat tinggalnya jauh dari sang konselor, karena mereka melakukan konseling dengan telepon yang biayanya jauh lebih murah dibandingkan dengan ongkos yang harus dikeluarkan untuk menempuh perjalanan yang jauh ke tempat sang konselor. Waktu yang singkat, karena hanya melakukan pembicaraan yang singkat di bandingkan harus pergi ke tempat konselor yang jauh dan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dan teknologi telepon pun memiliki kekurangan, diantaranya suara yang kurang jelas, mungkin hal ini dialami bagi para klien yang tempat tinggalnya jauh dari jangkauan sinyal telepon, konselor kurang mengetahui secara pasti bagaimana keadaan klien ketika ia membicarakan masalahnya kepada konselor, karena hanya dengan mendengarkan suaranya tanpa bertatap muka kurang bisa meyakinkan konselor tentang keadaan klien, dan bisa saja ketika itu konselor memberikan solusi yang salah karena salah memperkirakan keadaan klien.































BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Teknologi merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan dalam kegiatan konseling. Dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan konseling, dan padatnya kegiatan konselor dalam menyelesaikan masalah kliennya. Maka, para ilmuwan menganjurkan kegiatan konseling di permudah dengan menggunakan teknologi.
Adapun teknologi yang dapat digunakan dalam kegiatan konseling itu bermacam-macam. Ada yang berupa text yang dapat dilihat, seperti E-mail, Chatting, Facebook Chat, Twitter dan lain-lain, ada yang berupa audio yang dapat didengar, seperti Telepon, Radio, Handphone dan lain-lain, dan ada yang berupa video yang dapat dilihat dan didengar seperti Video Call, Televisi, dan lain-lain.
Teknologi yang telah disebutkan itu memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan konseling. Diantara kelebihan penggunaan teknologi dalam kegiatan konseling antara lain, konselor lebih efektif dalam menganalisa masalah klien, memudahkan klien dalam mengungkapkan masalahnya, khususnya bagi mereka yang sulit mengungkapkan masalahnya lewat lisan, menghemat biaya, dan waktu yang singkat. Dan diantara kekurangannya yaitu, membutuhkan waktu yang tidak sinkron dalam menjawab permasalahan klien, bagi yang menggunakan teknologi seperti E-mail dan lain-lain, bagi mereka yang gaptek, sulit untuk menggunakan teknologi, dan konselor kurang mengetahui bagaimana hakikat keadaan klien, karena konselor tidak bisa mengetahui bahasa tubuh klien.

B.     Saran 

Kami selaku penulis memohon kritikan dan sarannya mengenai makalah ini, karena, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.













DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah, Cetakan 1 Bandung Yrama Widya
         2012
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Cetakan 1 Yogyakarta Andi Offset
         2004
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier), Cetakan 3 Yogyakarta Andi
         Offset 2010
Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan,
         Cetakan 4 Bandung PT Refika Aditama 2011
Hikmawati, Fenti, Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi, Cetakan 2 Jakarta PT Raja
         Grafindo Persada 2011
Gladding, Samuel T., Konseling Profesi yang Menyeluruh, Cetakan 6 Jakarta PT INDEKS
         Permata Puri Media 2012
Nana, Sudjana, Teknologi Pengajaran, Cetakan 4 Bandung Sinar Baru Algesindo 2004
Prawiradilaga, Dewi Salma, Mozaik Teknologi Pendidikan Cetakan 1 Jakarta Prenada Media
Smaldino, Sharon E. dkk., Instructional Technology and Media for Learning Cetakan 2
        Jakarta Prenada Media Group 2012
Nasution, Teknologi Pendidikan Cetakan 1, Jakarta Bumi Aksara 1994




[1]  Nasution, Teknologi Pendidikan Cetakan 1, Bumi Aksara, Jakarta, 1994 hal 2
2. Smaldino, Sharon E. dkk., Instructional Technology and Media for Learning Cetakan 2, Prenada Media Group, Jakarta 2012  hal 4
3. Prawiradilaga, Dewi Salma, Mozaik Teknologi Pendidikan Cetakan 1, Prenada Media, Jakarta, 2004 hal 302
4. Nana, Sudjana, Teknologi Pengajaran, Cetakan 4, Sinar Baru Argesindo, Bandung, 2004 hal 41
5. Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Cetakan 1, Andi Offset, Yogyakarta, 2012 hal 12
6. Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan, Cetakan 4, PT Refika Aditama, Bandung 2011 hal 5
7. Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah, Cetakan 1, Yrama Widya, Bandung 2012 hal 14
8.Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier), Cetakan 3, Andi Offset, Yogyakarta, 2010 hal 7
9.Hikmawati, Fenti,  Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi, Cetakan 2, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2011 hal 9
10.  Gladding, Samuel T., Konseling Profesi yang Menyeluruh, Cetakan 6, PT INDEKS Permata Puri Media, Jakarta 2012 hal 507
11. Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah, Cetakan 1, Yrama Widya, Bandung, 2012 hal 19
[5]12. Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah, Cetakan 1, Yrama Widya, Bandung 2012, hal 30

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home