TEKNOLOGI DALAM KONSELING
TEKNOLOGI DALAM KONSELING
Makalah
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pengantar
Bimbingan dan Konseling”
Dosen
Pengampu:
Dra.
Ragwan Albaar M.Fil.I
Oleh:
M.
Khair Alfikry (B53214024)
Rahmat
Faisal Nasution (B53214033)
PRODI BIMBINGAN DAN
KONSELING ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan
semesta alam, yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, dan
menganugerahkan akal kepada umat manusia, sebagai pembeda antara manusia dengan
makhluk ciptaanNya yang lain, dan menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan
yang paling mulia diantara makhluk-makhluk lainnya.
Shalawat beserta
salam, tak lupa kita curah limpahkan kepada junjungan alam, nabi penutup para
nabi, pendobrak kebathilan, yakni Nabi kita Muhammad SAW, yang mana beliau
telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah hingga zaman ilmiyah, dari
jaman naik onta menuju jaman naik toyota, berdakwah kepada umat manusia menuju
agama rahmatan lil’alamin, agama yang dari dulu kita yakini hingga saat ini,
yaitu Islam
Perkembangan teknologi yang sangat
pesat pada akhir-akhir ini, membuat segala aktifitas yang kita lakukan selalu
menggunakan teknologi, dari bangun tidur hingga tidur kembali. Begitu pula
dengan aktifitas para konselor, tidak sedikit dari mereka yang memanfaatkan
teknologi dalam menyelesaikan masalah-masalah kliennya. Makalah ini dengan
judul “Teknologi dalam konseling” akan menjelaskan segala hal yang
berkaitan dengan teknologi yang sering digunakan para konselor sebagai alat
bantu penyelesaian masalah klien, serta kekurangan-kekurangan dalam menggunakan
tteknologi tersebut.
Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan gambaran
tentang materi yang harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu
menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.
Surabaya, September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 1
D. Sistematika penulisan………………………………………………………. 1
BAB II TEKNOLOGI DALAM KONSELING……………………………….. 2
A. Pengertian Teknologi……………………………………………………….. 2
B. Pengertian Konseling……………………………………………………….. 3
C. Jenis-jenis teknologi yang digunakan dalam konseling…………………….. 5
BAB III PENUTUP................................................................................................ 6
A. Kesimpulan...................................................................................................... 6
B. Saran................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman membuat
kehidupan manusia tak lepas dari yang namanya teknologi. Berkat akal sebagai
anugrah Allah SWT kepada umat manusia, manusia mampu menciptakan macam-macam
teknologi yang memiliki banyak fungsi dalam membantu manusia melaksanakan aktifitas
nya.
Begitu pula para konselor, pada
zaman era globalisasi ini banyak para konselor yang menggunakan teknologi dalam
menyelesaikan masalah-masalah kliennya.mulai dari televisi,radio,gadget dan
lain lain. Ada banyak kelebihan dan kekurangan saat para konselor menggunakan
teknologi tersebut untuk membantu pekerjaan konselingnya .jadi,dalam kesempatan
kali ini kami akan membahas tentang teknologi dalam konseling serta jenis jenis
nya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dapat
kita susun sebagai berikut
1.
Apa pengertian teknologi dan konseling ?
2.
Apa saja jenis-jenis teknologi yang digunakan dalam konseling ?
3.
Apa kelebihan dan kekurangan teknologi tersebut dalam kegiatan konseling ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan pengertian teknologi dalam konseling
2.
Menyebutkan jenis-jenis teknologi yang digunakan dalam kegiatan konseling
3.
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknologi yang digunakan dalam
kegiatan konseling
D. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah membahas pokok
permasalahan, penulis merancang sistematika pembahasan sebagai berikut. Penulis
membuat makalah ini dengan tiga bab, bab yang pertama yaitu pendahuluan, berisi
latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan. Bab yang
kedua yaitu pembahasan, berisi pengertian teknologi, pengertian konseling dan
jenis-jenis teknologi dalam konseling. Bab yang ketiga yaitu penutup, berisi
penutup dan saran.
BAB II
TEKNOLOGI DALAM KONSELING
A.
Pengertian Teknologi
Penghantaran konseling
jarak jauh yang dibantu oleh teknologi terus bertumbuh dan berevolusi. Bantuan
teknologi di dalam bentuk penilaian dengan bantuan komputer, sistem informasi
dengan bantuan komputer, dan konseling telepon telah tersedia dan digunakan
secara luas selama beberapa waktu ini. Perkembangan yang pesat dan penggunaan
internet untuk menghantarkan informasi dan menyokong komunikasi telah
menghasilkan bentuk-bentuk konseling baru. Perkembangan terjadi dengan begitu
cepatnya sehingga sulit untuk mengkomunikasikan pemahaman umum mengenai
bentuk-bentuk praktik konseling yang baru tersebut.
Istilah teknologi
berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut Webster Dictionary
berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis,
sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau
keahlian, ketrampilan, dan ilmu. Jadi teknologi dapat diartikan sebagai
pegangan atau pelaksanaan sesuatu secara sistematis, menurut sistem tertentu.1
Revolusi industri
sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sejak akhir abad ke
19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat pendidikan seperti
fotografi, gramofon, film, filmstrip, sampai kepada radio, televisi, komputer,
laboratorium, video tape, dan sebagainya.
Kata teknologi selalu
memiliki penafsiran yang beragam, mulai dari sekedar peranti keras hingga cara
yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani technologia . Techne kemampuan dan logia artinya
ungkapan. Teknologi merupakan istilah yang luas berkaitan dengan pemanfaatan
dan pengetahuan tentang perkakas dan ketrampilan.2
Teknologi dalam
pendidikan adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
dan penilaian proses dan sumber untuk
belajar.3
Sedangkan teknologi dalam
pengajaran merupakan satu himpunan dari
proses terintegrasi yang melibatkann manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan
organisasi serta pengelolaan cara-[1]cara
pemecahan masalah-masalah pendidikan yang teredapat dalam situasi-situasi
belajar yang bertujuan dan disengaja.4
B.
Pengertian Konseling
Konseling
sebenarnya merupakan suatu tehnik yang sangat diperlukan dalam pelayanan
bimbingan, tetapi tehnik ini merupakan tehnik yang sangat istimewa karena
sifatnya yang fleksibel dan komprehensif. Konseling merupakan salah satu tehnik
dalam bimbingan, dan memiliki kelebihan sebagai tehnik kunci atau tehnik inti.
Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang mendasar dan
meenyeluruh, yaitu mengubah sikap, sikap yang mendasari pemikiran, pandangan,
perbuatan, perasaan dan lain-lain. Tetapi jika kita mengkaitkan konseling dan
teknologi, maka definisi konseling adalah penerapan prinsip dasar perkembangan
kesehatan mental, psikologis atau manusia melalui strategi intervensi kognitif,
afektif, perilaku, atau sistemik, yang membahas kesejahteraan, pertumbuhan
pribadi atau perkembangan karier serta patologi.
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat tentang
definisi konseling. Shertzer dan Stone (1980) telah meneliti
berbagai definisi yang terdapat dalam literatur konseling. dari hasil
penelitiannya itu, mereka pada sampai kesimpulan, bahwa Counseling is an
interaction process which facilitates meaningful understanding of self, and
environtment and result in the establishment and/or clarificationof goals and
values of future behavior.5
Konseling adalah upaya membantu individu melalui
proses yang interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar
konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif perilakunya.
ASCA (American School Counselor Assosiation)mengemukakan
bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor
mempergunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk membantu klien mengatasi
masalah-masalahnya.6
Walgito (1980) mengemukakan bahwa konseling adalah
bantuan yang diberikan individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi
untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.7
Menurut Morten & Schmuller (1966) konseling adalah
suatu proses hubungan seseorang, dimana seseorang ditolong oleh orang lain
untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
Sedangkan Gleen E. Smith (1955) mengemukakan :
konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli dalam membuat
interpretansi mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pemilihan, rencana
atau penyesuaian yang ia butuhkan.
Patterson (1959) mengemukakan : ....the
process involving interpersonal relationship between a therapist an one or more
clients pray with the former employs psychological methods based on systematic
knowledge of the human personality in attempting to improve the mental health
of the later.8[2]
Dari definisi-definisi para ahli
diatas, kita[3]
dapat mengetahui bagaimana cara proses konseling, walaupun banyak para ahli
yang berbeda pendapat tentang definisi tersebut, tetapi ada suatu kesamaan yang
merupakan hal pokok dalam kegiatan konseling yaitu membantu dalam menyelesaikan
masalah klien.
Kita juga bisa memahami apa yang
dimaksud dengan konseling dari definisi-definisi para ahli diatas, dalam proses
konseling terlihat adanya suatu masalah yang dialami klien atau konsele, yaitu
orang yang memiliki masalah dalam proses konseling. Klien harus dapat pemecahan
dan pemecahan masalahnya harus sesuai dengan keadaan klien. Jadi, dalam
konseling ada tujuan langsung yang tertentu, yaitu pemecahan masalah yang
dihadapi oleh klien.
Proses konseling pada dasarnya
dilakukan secara individual (between two persons), yaitu antara klien
dan konselor, walaupun dalam perkembangan kemudian ada konseling keluarga,
konseling kelompok (group of counseling), dan lain-lain. Pemecahan
masalah dalam proses konseling itu dijalankan dengan wawancara atau diskusi
antara klien dengan konselor, dan wawancara dijalankan secara face to face.
Dari uraian diatas, kita dapat
menyimpulkan bahwa “konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua
orang individu dimana seorang konselor dapat membantu klien, supaya ia dapat
lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang
dihadapinya waktu itu dan pada waktu yang akan datang.” Dalam hal iniharus
selalu diingat, agar individu pada akhirnya dapat memecahkan masalahnya dengan
kemampuan sendiri. Dengan demikian maka klien tetap dalam keadaan aktif,
memupuk kesanggupannya di dalam memecahkan setiap masalah yang mungkin akan
dihadapinya dalam kehidupannya. Dari penjelasan ini, dapat dikemukakan bahwa
konseling bersifat kuratif atau korektif.
Ada lima karakteristik yang
sekaligus merupakan prinsip-prinsip konseling. Kelima karakteristik tersebut
adalah :
a. Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat (advicement),
sebab didalam pemberian nasihat proses berfikir ada dan diberikan oleh
penasihat, sedangkan dalam konseling proses berfikir dan pemecahanditemukan dan
dilakukan oleh klien sendiri.
b. Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang
bersifat fundamental yang berkenaan dengan pola-pola hidup.
c. Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan
atau tindakan.
d. Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional
daripada pemecahan intelektual.
e. Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang
lain.9
Konseling memegang peranan penting dalam bimbingan,
sering disebut juga sebagai jantungnya bimbingan (counseling is the heart of
guidance), konseling sebagai inti bimbingan (counseling is the core of
guidance), konseling sebagai pusatnya bimbingan (counseling is the
centre of guidance). Sebab dikatakan jantung, inti, atau pusat karena
konseling ini merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat terapeutik
atau bersifat menyembuhkan (curative).10
C.
Jenis-jenis Teknologi yang Digunakan Dalam Konseling
Konseling dapat
dihantarkan dalam berbagai bentuk yang mempunyai definisi seperti yang
dipaparkan tadi. Bentuk konseling beragam bergantungan pada partisipan, lokasi
penghantaran, media komunikasi, dan proses interaksi. Partisipan konseling bisa
jadi individual, pasangan,atau kelompok. Lokasi untuk menghantarkan konseling
dapat berupa tatap muka atau jarak jauh dengan bantuan teknologi. Media
komunikasi untuk konseling dapat berupa apa yang dibaca dari teks, apayang
didengar dari audio, apa yang dilihat dan didengar dari seseorang atau video.
Proses interaksi pada konseling dapat sinkron atau tidak sinkron. Interaksi
sinkron terjadi jika ada selang waktu yang sedikit atau tidak ada selang waktu
sama sekali antara tanggap konselor dan klien. Interaksi sinkron terjadi jika
ada selang waktu antara tanggapan konselor dan klien.
Pemilihan bentuk
konseling berdasarkan pada kebutuhan dan selera klien di dalam kisaran layanan
yang tersedia. Konseling jarak jauh melengkapi konseling tatap muka melalui
penyediaan akses yang semakin meningkat terhadap konseling berdasarkan
kepentingan atau kenyamanan. Penghalang seperti jarak ke layanan konseling yang
jauh, pasangan tinggal beda daerah atau terbatasnya mobilitas fisik akibat
kecacatan, membuat penyediaan konseling jarak jauh diperlukan. Pilihan, seperti
penjadwalan sesi konseling diluar jam penghantaran layanan tradisional atau
penghantaran layanan konseling ke tempat tinggal atau pekerjaan klien, membuat
lebih enak untuk memberikan konseling jarak jauh.
Berikut ini adalah
taksonomi konseling jarak jauh yang dibantu teknologi dan konseling tatap muka
:
Konseling
1. Konseling tatap muka
a. Konseling individual
b. Konseling pasangan
c. Konseling kelompok
2. Konseling jarak jauh yang dibantu teknologi
a. Telekonseling
1) Konseling individual berdasarkan telepon
2) Konseling pasangan berdasarkan telepon
3) Konseling kelompok berdasarkan telepon
b. Konseling internet
1) Konseling individual berdasarkan e-mail
2) Konseling individual berdasarkan chat
3) Konseling pasangan berdasarkan chat
4) Konseling kelompok berdasarkan chat
5) Konseling individual berdasarkan video
6) Konseling pasangan berdasarkan video
7) Konseling kelompok berdasarkan video
Berikut ini akan dipaparkan perbedaan-perbedaan antara
konseling tatap muka dan konseling jarak jauh dengan bantuan teknologi beserta
pembagiannya berdasarkan media komunikasi dan proses interaksi.
Konseling tatap muka untuk individual, pasangan dan
kelompok melibatkan interaksi yang sinkron antara dan di kalangan konselor dan
klien, menggunakan apa yang dilihat dan didengar secara pribadi untuk
berkomunikasi.
Konseling jarak jauh dibantu teknologi untuk
individual, pasngan, dan kelompok melibatkan penggunaan telepon atau komputer
untuk memungkinkan konselor dan klien berkomunikasi jarak jauh ketika situasi
membuat pendekatan ini diperlukan atau lebih mengenakan.
Telekonseling melibatkan interaksi jarak jauh yang
sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan telepon perorangan atau
telekonferensi untuk berkomunikasi.
Konseling individual berdasarkan telepon melibatkan
interaksi jarak jauh yang sinkron antara seorang konselor dan seorang klien dengan
menggunakan apa yang didengar via audio untuk berkomunikasi
Konseling pasangan berdasarkan telepon melibatkan
interaksi jarak jauh yang sinkron antara seorang konselor atau lebih dari satu
dan sepasang klien dengan menggunakan apa yang didengar via audio untuk
berkomunikasi
Konseling kelompok berdasarkan telepon melibatkan
interaksi jarak jauh yang sinkron antara lebih dari satu konselor dan beberapa
klien dengan menggunakan apa yang didengar via audio untuk berkomunikasi
Konseling internet melibatkan interaksi jarak jauh
yang tidak sinkron atau sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan
e-mail, chat, dan fitur konferensi video dari internet untuk berkomunikasi.
Konseling internet individual berdasarkan e-mail
melibatkan interaksi jarak jauh yang tidak sinkron antara konselor dan klien
dengan menggunakan apayang dibaca via teks untuk berkomunikasi
Konseling internet individual berdasarkan chat
melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan klien dengan
menggunakan apa yang dilihat via teks untuk berkomunikasi
Konseling internet pasangan berdasarkan chat
melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara satu konselor atau lebih
dari satu dan pasangan klien dengan menggunakan apa yang dilihat via teks untuk
berkomunikasi
Konseling internet kelompok berdasarkan chat
melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara lebih dari satu konselor
dan beberapa klien dengan menggunakan apa yang dilihat via teks untuk
berkomunikasi[4]
Konseling internet individual berdasarkan video melibatkan
interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan klien dengan menggunakan
apa yang dilihat dan didengar via video untuk berkomunikasi.
Konseling internet pasangan berdasarkan video
melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara satu konselor atau lebih
dari satu dan pasangan klien dengan menggunakan apa yang dilihat dan didengar
via video untuk berkomunikasi
Konseling internet kelompok berdasarkan video
melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara beberapa konselor dan
beberapa klien dengan mengggunakan apa yang dilihat dan didengar via video
untuk berkomunikasi.11
Berikut ini terdapat
beberapa cara-cara penggunaan teknologi dalam layanan bimbingan dan konseling,
yaitu :
a. Penggunaan Teknologi E-mail
Salah satu layanan
bimbingan konseling melalui teknologi komputer khususnya internet adalah e-counseling.
Konseling melalui e-mail sering disebut juga dengan email therapy, online
therapy, cybercounseling. E-mail counseling merupakan proses terapeutik
yang didalamnya termasuk menulis selain pertemuan langsung dengan konselor.
Email merupakan cara
baru dan efektif untuk berkomunikasi melalui internet. Hal ini tifak termasuk
untuk menggantikan konseling tatap muka, tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam
membantu klien memecahkan masalahnya pada jarak jauh tanpa bertemu langsung
dengan konselor. E-mail counseling merupakan satu kesempatan untuk
berkomunikasi antar klien dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai
masalah-masalah yang dihadapi klien.
E-counseling merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien
dalam proses konseling jarak jauh yang dilakukan antarkonselor dan klien untuk
membantu masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan
kehidupan klien melalui surat atau tulisan pada internet.
E-counseling memerlukan waktu dalam menulis kepada konselor
mengenai jenis bantuan apa yang diinginkan klien. Klien dapat mengirimkan
inisial e-mail dengan keterangan pada suatu situasi yang dirasakan klien.
Kemudian konselor akan membalas e-mail dalam waktu maksimum 72 jam (hari kerja
sesegera mungkin) atau dalam hari yang sama.
Mengirimkan atau
menulis e-mail kepada konselor merupakan proses terapeutik karena klien tidak
bertemu langsung dengan konselor. Kekuatan e-counseling terletak pada
menulis. Respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung kepada
informasi yang diberikan. Klien tidak perlu mengirimkan seluruh kisah hidupnya,
cukup dengan memilih informasi yang dirasakan pada situasi yang merupakan
masalah.
Berikut ini adalah
langkah-langkah menulis e-mail kepada konselor yang terdapat dalam melengkapi
kata.
1. Menulis nama awal atau nama panggilan
2. Nama lengkap, nomor telepon dan alamat, tetapi hal ini
tidak terlalu penting
3. Alamat e-mail yang digunakan dalam proses konseling
4. Usia, jenis kelamin, dan posisi dalam keluarga
5. Pengaruh masalah dalam kehidupan
6. Lamanya masalah dalam kehidupan
7. Usaha yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi
masalah, hal-hal apa yang telah dibantu dan apa yang belum dibantu.
8. Pengalaman terapi sebelumnya
9. Informasi yang relevan mengenai latar belakang klien
sebagai bahan pertimbangan konselor, seperti pekerjaan, pendidikan, perjalanan
karier, gaya kepribadian, hubungan yang signifikan. Keluarga dan latar belakang
keluarga, nilai-nilai yang dianut, stres, merasa kehilangan atau perubahan
dalam hal-hal yang menjadi support dalam hidup.
10. Tantangan-tantangan lain yang menjadi penting
11. Apa yang diharapkan dari e-counseling
12. Alasan mengapa memilih situs ini
13. Apa yang diharapkan dari e-counseling
14. Meringkas beberapa beberapa pertanyaan yang akhir12
Setelah klien menuliskan seperti langkah-langkah
diatas, konselor akan me-reply (menjawab) e-mail yang dikirim klien dalam waktu
72 jam (hari kerja) sesegera mungkin atau dalam hari yang sama.
Penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan konseling
memiliki kelebihan dan kekurangan. Diantara kelebihannya yaitu, konselor bisa
lebih efektif dalam menganalisa masalah klien, karena masalah yang di
konsultasikan kepada konselor berupa tulisan sehingga memudahkan konselor dalam
menganalisa masalah yang dihadapi klien. Begitupula bagi klien yang sulit untuk
mengungkapkan masalahnya dengan ucapan, banyak orang yang sulit mengungkapkan
sesuatu dengan ucapan, atau banyak yang pengungkapan masalahnya sulit dimengerti
oleh konselor sehingga mempersulit konselor dalam menganalisa masalah klien,
dengan adanya teknologi komputer, klien bisa mengungkapkan masalahnya kepada
konselor seperti menulis catatan harian di buku diary.
Diantara kelebihan-kelebihan itu pun, teknologi
komputer juga memiliki kekurangan dalam kegiatan konseling. Diantaranya jawaban
yang diberikan konselor membutuhkan waktu yang agak lama, karena mungkin banyak
para klien yang melakukan konseling kepada konselor yang sama sehingga konselor
membutuhkan waktu dalam menjawab semua e-mail kliennya. Begitupula bagi para
masyarakat yang gaptek atau belum mengenal teknologi yang tempat tinggalnya
jauh dan membutuhkan biaya yang besar untuk pergi ke tempat konselor.
b. Penggunaan Teknologi Telepon
Perubahan tatanan
kehidupan masyarakat global menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh klien. Konseling melalui telepon. Ada
etika dan panduan operasional dalam penggunaan teknologi [5]telepon
dalam layanan konseling. Etika pelayanan konseling dengan menggunakan telepon
adalah sebagai berikut.
1. Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien.
2. Gunakan suara lembut, volume yang rendah dan intonasi
yang bersahabat.
3. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela
kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
4. Mengembangkan perasaan senang dan berfikif positif
tentang siapapun yang menelepon.
5. Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian.
6. Memfokuskan pembicaraan untuk mengefektifkan
penggunaan media komunikasi.
7. Selalu mengakhiri pembicaraandengan kesiapan untuk
melakukan hubungan komunikasi selanjutnya.
Adapun panduan
operasional konseling dengan menggunakan telepon sebagai berikut :
1. Segera angkat telepon sebelum berderung ketiga dan
siakan ATK yang diperlukan
2. Ucapkan password (hot line counseling service)
ikuti dengan ucapan selamat pagi/siang/malam.
3. Sebutkan nama : “Dengan”..... di sini, ada yang bisa
saya bantu ?”
4. Dengarakan apa yang disampaikan penelepon
5. Tanyakan identitas sebagai klien, sebagai bagian dari
pembicaraan, misalnya : “Mohon maaf,...... dengan siapa saya berbicara....?”
6. Berikan informasi, solusi, jawaban, nasihat atau
alternatif sesuai kebutuhan klien.
7. Kemukakan apa yang tidak dapat kita lakukan, kemudian
tawarkan alternatif solusi dan kemukakan keterbatasan yang dialami.
8. Catat deskripsi pembicaraan pada saat konseling
berlangsung
9. Akhiri pembicaraan, ucapkan terima kasih, dan nyatakan
kesediaan untuk dihubungi kembali. “Terima kasih..... telah menghubungi hot
line counseling service. Kami siap membantu kembali jika diperlukan.
Selamat......(waktu)”
10. Tutup telepon.13
Dalam kegiatan konseling melalui telepon juga memiliki
berbagai kelebihan dan kekurangan yang beragam. Diantara kelebihan menggunakan
teknologi telepon yaitu, biaya yang hemat bagi mereka yang tempat tinggalnya
jauh dari sang konselor, karena mereka melakukan konseling dengan telepon yang
biayanya jauh lebih murah dibandingkan dengan ongkos yang harus dikeluarkan untuk
menempuh perjalanan yang jauh ke tempat sang konselor. Waktu yang singkat,
karena hanya melakukan pembicaraan yang singkat di bandingkan harus pergi ke
tempat konselor yang jauh dan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dan teknologi telepon pun memiliki kekurangan,
diantaranya suara yang kurang jelas, mungkin hal ini dialami bagi para klien
yang tempat tinggalnya jauh dari jangkauan sinyal telepon, konselor kurang
mengetahui secara pasti bagaimana keadaan klien ketika ia membicarakan
masalahnya kepada konselor, karena hanya dengan mendengarkan suaranya tanpa
bertatap muka kurang bisa meyakinkan konselor tentang keadaan klien, dan bisa
saja ketika itu konselor memberikan solusi yang salah karena salah
memperkirakan keadaan klien.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teknologi merupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan dalam kegiatan
konseling. Dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
konseling, dan padatnya kegiatan konselor dalam menyelesaikan masalah kliennya.
Maka, para ilmuwan menganjurkan kegiatan konseling di permudah dengan
menggunakan teknologi.
Adapun teknologi yang dapat digunakan dalam kegiatan
konseling itu bermacam-macam. Ada yang berupa text yang dapat dilihat, seperti E-mail,
Chatting, Facebook Chat, Twitter dan lain-lain, ada yang berupa audio yang
dapat didengar, seperti Telepon, Radio, Handphone dan lain-lain, dan ada yang
berupa video yang dapat dilihat dan didengar seperti Video Call, Televisi, dan
lain-lain.
Teknologi yang telah disebutkan itu memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan konseling. Diantara kelebihan
penggunaan teknologi dalam kegiatan konseling antara lain, konselor lebih
efektif dalam menganalisa masalah klien, memudahkan klien dalam mengungkapkan
masalahnya, khususnya bagi mereka yang sulit mengungkapkan masalahnya lewat
lisan, menghemat biaya, dan waktu yang singkat. Dan diantara kekurangannya
yaitu, membutuhkan waktu yang tidak sinkron dalam menjawab permasalahan klien,
bagi yang menggunakan teknologi seperti E-mail dan lain-lain, bagi mereka yang
gaptek, sulit untuk menggunakan teknologi, dan konselor kurang mengetahui
bagaimana hakikat keadaan klien, karena konselor tidak bisa mengetahui bahasa
tubuh klien.
B. Saran
Kami selaku penulis memohon kritikan dan sarannya
mengenai makalah ini, karena, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Ikhtisar
Bimbingan & Konseling di Sekolah, Cetakan 1 Bandung Yrama Widya
2012
Walgito, Bimo, Bimbingan
dan Konseling di Sekolah, Cetakan 1 Yogyakarta Andi Offset
2004
Walgito, Bimo, Bimbingan
dan Konseling (Studi & Karier), Cetakan 3 Yogyakarta Andi
Offset 2010
Nurihsan, Achmad
Juntika, Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan,
Cetakan 4 Bandung PT Refika Aditama 2011
Hikmawati, Fenti, Bimbingan
dan Konseling Edisi Revisi, Cetakan 2 Jakarta PT Raja
Grafindo Persada 2011
Gladding, Samuel T., Konseling
Profesi yang Menyeluruh, Cetakan 6 Jakarta PT INDEKS
Permata Puri Media 2012
Nana,
Sudjana, Teknologi Pengajaran, Cetakan 4 Bandung Sinar Baru Algesindo
2004
Prawiradilaga,
Dewi Salma, Mozaik Teknologi Pendidikan Cetakan 1 Jakarta Prenada Media
Smaldino, Sharon E.
dkk., Instructional Technology and Media for Learning Cetakan 2
Jakarta Prenada Media Group 2012
Nasution, Teknologi
Pendidikan Cetakan 1, Jakarta Bumi Aksara 1994
[1] Nasution, Teknologi Pendidikan Cetakan
1, Bumi Aksara, Jakarta, 1994 hal 2
2. Smaldino, Sharon E. dkk., Instructional
Technology and Media for Learning Cetakan 2, Prenada Media Group, Jakarta
2012 hal 4
3. Prawiradilaga, Dewi Salma, Mozaik Teknologi
Pendidikan Cetakan 1, Prenada Media, Jakarta, 2004 hal 302
4. Nana, Sudjana, Teknologi Pengajaran, Cetakan
4, Sinar Baru Argesindo, Bandung, 2004 hal 41
5. Walgito,
Bimo, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Cetakan 1, Andi Offset,
Yogyakarta, 2012 hal 12
6. Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan dan
Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan, Cetakan 4, PT Refika Aditama,
Bandung 2011 hal 5
7. Aqib,
Zainal, Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah, Cetakan 1, Yrama
Widya, Bandung 2012 hal 14
8.Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling (Studi
& Karier), Cetakan 3, Andi Offset, Yogyakarta, 2010 hal 7
9.Hikmawati, Fenti,
Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi, Cetakan 2, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2011 hal 9
10. Gladding, Samuel T., Konseling
Profesi yang Menyeluruh, Cetakan 6, PT INDEKS Permata Puri Media, Jakarta
2012 hal 507
11. Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan &
Konseling di Sekolah, Cetakan 1, Yrama Widya, Bandung, 2012 hal 19
[5]12.
Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan & Konseling di
Sekolah, Cetakan 1, Yrama Widya, Bandung 2012, hal 30
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home